| وحَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكِ بْنِ
أَنَسٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ
لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرْهُ
فَلْيُرَاجِعْهَا ثُمَّ لِيَتْرُكْهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ تَحِيضَ
ثُمَّ تَطْهُرَ ثُمَّ إِنْ شَاءَ أَمْسَكَ بَعْدُ وَإِنْ شَاءَ طَلَّقَ
قَبْلَ أَنْ يَمَسَّ فَتِلْكَ الْعِدَّةُ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ أَنْ يُطَلَّقَ لَهَا النِّسَاءُ |
| 19.1/2675. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya At Tamimi dia berkata; Saya membaca di hadapan Malik bin Anas dari Nafi' dari Ibnu Umar
bahwa di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia pernah
menceraikan istrinya, padahal istrinya sedang haidllh, lantas Umar bin
Khatthab menanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
mengenai hal itu, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda
kepadanya: "Perintahkanlah dia
(Ibnu Umar) untuk kembali (meruju') kepadanya, kemudian tunggulah
sampai dia suci, lalu dia haidl kemudian suci kembali, setelah itu jika
dia masih ingin bersamanya, (dia boleh bersamanya) atau jika dia
berkehendak, dia boleh menceraikannya sebelum dia menggaulinya, itulah
maksud iddah yang di perintahkan Allah Azza Wa Jalla dalam menceraikan
wanita." |
|
| وحَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ رُمْحٍ وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى
قَالَ قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا لَيْثٌ وَقَالَ الْآخَرَانِ أَخْبَرَنَا
اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَةً لَهُ وَهِيَ حَائِضٌ تَطْلِيقَةً وَاحِدَةً
فَأَمَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ
يُرَاجِعَهَا ثُمَّ يُمْسِكَهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ تَحِيضَ عِنْدَهُ
حَيْضَةً أُخْرَى ثُمَّ يُمْهِلَهَا حَتَّى تَطْهُرَ مِنْ حَيْضَتِهَا
فَإِنْ أَرَادَ أَنْ يُطَلِّقَهَا فَلْيُطَلِّقْهَا حِينَ تَطْهُرُ مِنْ
قَبْلِ أَنْ يُجَامِعَهَا فَتِلْكَ الْعِدَّةُ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ
أَنْ يُطَلَّقَ لَهَا النِّسَاءُ
وَزَادَ ابْنُ رُمْحٍ فِي رِوَايَتِهِ وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ إِذَا
سُئِلَ عَنْ ذَلِكَ قَالَ لِأَحَدِهِمْ أَمَّا أَنْتَ طَلَّقْتَ
امْرَأَتَكَ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَنِي بِهَذَا وَإِنْ كُنْتَ طَلَّقْتَهَا
ثَلَاثًا فَقَدْ حَرُمَتْ عَلَيْكَ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَكَ
وَعَصَيْتَ اللَّهَ فِيمَا أَمَرَكَ مِنْ طَلَاقِ امْرَأَتِكَ قَالَ
مُسْلِم جَوَّدَ اللَّيْثُ فِي قَوْلِهِ تَطْلِيقَةً وَاحِدَةً |
| 19.2/2676. Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Qutaibah serta Ibnu Rumh
sedangkan lafazhnya dari Yahya. Qutaibah mengatakan; Telah menceritakan
kepada kami Laits, sedangkan yang dua mengatakan; Telah mengabarkan
kepada kami Al Laits bin Sa'd dari Nafi' dari Abdullah
bahwa dia pernah menceraikan istrinya yang sedang haidl dengan talak
satu, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkannya
untuk merujuknya dan bersamanya sampai istrinya suci, kemudian haidl
yang kedua kalinya, kemudian menanggukan sampai istrinya suci dari
haidl yang kadua kali, sesudah itu barulah di boleh menceraikan
istrinya sebelum menggaulinya, itulah maksud iddah yang di perintahkan
Allah dalam menceraikan wanita. Dalam riwayatnya, Ibnu Rumh
menambahkan; Jika Abdullah ditanya mengenai hal itu (menceraikan istri
ketika haidl), dia akan menjawab kepada salah satu dari mereka, jika
kamu menceraikan istrimu sekali atau dua kali, sesungguhnya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan dengan ini (yaitu
merujuknya), namun jika kamu menceraikannya dengan talak tiga, sungguh
dia (istrimu) telah haram untukmu sehingga istrimu menikah dengan orang
lain, dan kamu mendurhakai Allah mengenai perintah talak terhadap
seorang wanita. Muslim mengatakan; Bahwa Laits sangat menghafal
perkatannya; Mentalaknya dengan sekali talak. |
|
| وحَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا
عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ
طَلَّقْتُ امْرَأَتِي عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ حَائِضٌ فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ لِرَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مُرْهُ
فَلْيُرَاجِعْهَا ثُمَّ لِيَدَعْهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ تَحِيضَ
حَيْضَةً أُخْرَى فَإِذَا طَهُرَتْ فَلْيُطَلِّقْهَا قَبْلَ أَنْ
يُجَامِعَهَا أَوْ يُمْسِكْهَا فَإِنَّهَا الْعِدَّةُ الَّتِي أَمَرَ
اللَّهُ أَنْ يُطَلَّقَ لَهَا النِّسَاءُ
قَالَ عُبَيْدُ اللَّهِ قُلْتُ لِنَافِعٍ مَا صَنَعَتْ التَّطْلِيقَةُ
قَالَ وَاحِدَةٌ اعْتَدَّ بِهَا و حَدَّثَنَاه أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي
شَيْبَةَ وَابْنُ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
إِدْرِيسَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ وَلَمْ
يَذْكُرْ قَوْلَ عُبَيْدِ اللَّهِ لِنَافِعٍ قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى فِي
رِوَايَتِهِ فَلْيَرْجِعْهَا و قَالَ أَبُو بَكْرٍ فَلْيُرَاجِعْهَا |
| 19.3/2677. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah dari Nafi' dari Ibnu Umar
dia berkata; Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, saya
pernah menceraikan istriku yang sedang haidl, kemudian Umar
melaporkannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka
beliau bersabda: Suruhlah dia
untuk kembali (rujuk) kemudian suruhlah dia untuk menunggu sampai
istrinya suci, kemudian haidl yang kedua kali, jika istrinya telah
suci, baru dia boleh untuk menceraikannya sebelum menyetubihinya atau
dia boleh tetap menjadi istrinya, sebab itulah maksud iddah yang
diperintahkan Allah untuk menceraikan wanita. Ubaidullah
berkata; Saya bertanya kepada Nafi'; Talak apakah yang di maksudkan?
Dia menjawab; Yaitu talak satu dengan masa iddahnya. Dan telah
menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Ibnu Al Mutsanna keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris dari 'Ubaidillah
dengan isnad seperti ini, namun dia tidak menyebutkan perkataan
'Ubaidillah dari Nafi'. Dalam riwayatnya Ibnu Al Mutsanna menyebutkan;
Hendaklah dia rujuk kepadanya. Sedangkan Abu Bakar menyebutkan;
Hendaknya dia merujuknya. |
|
| وو
حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ عَنْ أَيُّوبَ
عَنْ نَافِعٍ
أَنَّ ابْنَ عُمَرَ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ فَسَأَلَ عُمَرُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهُ أَنْ
يَرْجِعَهَا ثُمَّ يُمْهِلَهَا حَتَّى تَحِيضَ حَيْضَةً أُخْرَى ثُمَّ
يُمْهِلَهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ يُطَلِّقَهَا قَبْلَ أَنْ يَمَسَّهَا
فَتِلْكَ الْعِدَّةُ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ أَنْ يُطَلَّقَ لَهَا
النِّسَاءُ
قَالَ فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا سُئِلَ عَنْ الرَّجُلِ يُطَلِّقُ
امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ يَقُولُ أَمَّا أَنْتَ طَلَّقْتَهَا وَاحِدَةً
أَوْ اثْنَتَيْنِ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَمَرَهُ أَنْ يَرْجِعَهَا ثُمَّ يُمْهِلَهَا حَتَّى تَحِيضَ
حَيْضَةً أُخْرَى ثُمَّ يُمْهِلَهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ يُطَلِّقَهَا
قَبْلَ أَنْ يَمَسَّهَا وَأَمَّا أَنْتَ طَلَّقْتَهَا ثَلَاثًا فَقَدْ
عَصَيْتَ رَبَّكَ فِيمَا أَمَرَكَ بِهِ مِنْ طَلَاقِ امْرَأَتِكَ
وَبَانَتْ مِنْكَ |
| 19.4/2678. Dan telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Isma'il dari Ayyub dari Nafi' bahwasannya Ibnu Umar
pernah menceraikan istrinya yang sedang haidl, kemudian Umar
menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau
menyuruh (Ibnu Umar) untuk merujuknya dan menangguhkan sampai istrinya
mengalami haidl yang kedua, kemudian dia menangguhkannya sampai
istrinya suci, setelah itu dia boleh menceraikannya sebelum
menggaulinya, itulah maksud iddah yang diperintahkan Allah dalam
menceraikan seorang wanita. Nafi' berkata; Apabila Ibnu Umar ditanya
mengenai seorang laki-laki yang menceraikan istrinya yng sedang haidl,
maka dia akan berkata; Jika kamu menceraikannya satu kali atau dua
kali, maka sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkan untuk merujuknya kemudian menangguhkannya sampai dia
(istri) mengalami haidl yang kedua, kemudian menunggunya sampai dia
suci, baru dia boleh menceraikannya sebelum menggaulinya, namun jika
kamu langsung menceraikannya dengan talak tiga, maka kamu tela
bermaksiat terhadap Rabbmu dalam perintah talak, dan kamu telah putus
hubungan dengannya. |
|
| وحَدَّثَنِي
عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنِي يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا
مُحَمَّدٌ وَهُوَ ابْنُ أَخِي الزُّهْرِيِّ عَنْ عَمِّهِ أَخْبَرَنَا
سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ قَالَ
طَلَّقْتُ امْرَأَتِي وَهِيَ حَائِضٌ فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ لِلنَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَغَيَّظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ مُرْهُ فَلْيُرَاجِعْهَا حَتَّى
تَحِيضَ حَيْضَةً أُخْرَى مُسْتَقْبَلَةً سِوَى حَيْضَتِهَا الَّتِي
طَلَّقَهَا فِيهَا فَإِنْ بَدَا لَهُ أَنْ يُطَلِّقَهَا فَلْيُطَلِّقْهَا
طَاهِرًا مِنْ حَيْضَتِهَا قَبْلَ أَنْ يَمَسَّهَا فَذَلِكَ الطَّلَاقُ
لِلْعِدَّةِ كَمَا أَمَرَ اللَّهُ وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ طَلَّقَهَا
تَطْلِيقَةً وَاحِدَةً فَحُسِبَتْ مِنْ طَلَاقِهَا وَرَاجَعَهَا عَبْدُ
اللَّهِ كَمَا أَمَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
و حَدَّثَنِيهِ إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ
رَبِّهِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنِي الزُّبَيْدِيُّ عَنْ
الزُّهْرِيِّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ قَالَ ابْنُ
عُمَرَ فَرَاجَعْتُهَا وَحَسَبْتُ لَهَا التَّطْلِيقَةَ الَّتِي
طَلَّقْتُهَا |
| 19.5/2679. Telah menceritakan kepadaku Abd bin Humaid telah mengabarkan kepadaku Ya'qub bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Muhammad, yaitu anak saudaraku Az Zuhri dari pamannya telah mengabarkan kepada kami Salim bin Abdullah bahwa Abdullah bin Umar
berkata; Saya pernah menceraikan istriku yang sedang haidl, lantas Umar
melaporkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam marah sambil bersabda: Suruhlah
dia rujuk, hingga dia (istrinya) mengalami haidl yang kedua kali yaitu
selain haidl yang dialami waktu dia ditalak, jika telah jelas dan dia
ingin menceraikannya, hendaknya dia menceraikan sewaktu istrinya suci
dari haidlnya, sebelum dia menggaulinya itulah maksud iddah dari talak
yang Allah perintahkan. Dan telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Manshur telah mengabarkan kepada kami Yazid bin 'Abdi Rabbihi telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Harb telah menceritakan kepadaku Az Zubaidi dari Az Zuhri dengan isnad seperti ini, namun dia juga mengatakan; Ibnu Umar berkata; Kemudian saya merujuknya, dan saya mengira bahwa itu adalah talakku yang pertama terhadapnya. |
|
| وو
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ
وَابْنُ نُمَيْرٍ وَاللَّفْظُ لِأَبِي بَكْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ
عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَوْلَى آلِ
طَلْحَةَ عَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مُرْهُ
فَلْيُرَاجِعْهَا ثُمَّ لِيُطَلِّقْهَا طَاهِرًا أَوْ حَامِلًا |
| 19.6/2680. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, Zuhair bin Harb dan Ibnu Numair sedangkan lafazhnya dari Abu Bakar mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan dari Muhammad bin Abdurrahman bekas budak keluarga Thalhah, dari Salim dari Ibnu Umar
bahwa dia pernah menceraikan istrinya yang sedangkan haidl, lantas Umar
melaporkan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau
bersabda: "Suruhlah dia merujuknya, sesudah itu suruhlah mentalaknya ketika suci atau hamil." |
|
| وو
حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ الْأَوْدِيُّ حَدَّثَنَا
خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ وَهُوَ ابْنُ بِلَالٍ
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ فَسَأَلَ عُمَرُ عَنْ ذَلِكَ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مُرْهُ
فَلْيُرَاجِعْهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ تَحِيضَ حَيْضَةً أُخْرَى ثُمَّ
تَطْهُرَ ثُمَّ يُطَلِّقُ بَعْدُ أَوْ يُمْسِكُ |
| 19.7/2681. Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Utsman bin Hakim Al Audi telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad telah menceritakan kepadaku Sulaiman, yaitu Ibnu Bilal telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar
bahwa dia pernah menceraikan istrinya yang sedang haidl, maka Umar
menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu
beliau bersabda: Suruhlah dia
merujuknya sampai istrinya suci, kemudian haidl yang kedua kali,
kemudian suci, setelah itu dia boleh menceraikannya atau tetap
bersamanya. |
|
| وو
حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ قَالَ مَكَثْتُ عِشْرِينَ
سَنَةً يُحَدِّثُنِي مَنْ لَا أَتَّهِمُ
أَنَّ ابْنَ عُمَرَ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ ثَلَاثًا وَهِيَ حَائِضٌ فَأُمِرَ
أَنْ يُرَاجِعَهَا فَجَعَلْتُ لَا أَتَّهِمُهُمْ وَلَا أَعْرِفُ
الْحَدِيثَ حَتَّى لَقِيتُ أَبَا غَلَّابٍ يُونُسَ بْنَ جُبَيْرٍ
الْبَاهِلِيَّ وَكَانَ ذَا ثَبَتٍ فَحَدَّثَنِي أَنَّهُ سَأَلَ ابْنَ
عُمَرَ فَحَدَّثَهُ أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ تَطْلِيقَةً وَهِيَ
حَائِضٌ فَأُمِرَ أَنْ يَرْجِعَهَا
قَالَ قُلْتُ أَفَحُسِبَتْ عَلَيْهِ قَالَ فَمَهْ أَوَ إِنْ عَجَزَ
وَاسْتَحْمَقَ و حَدَّثَنَاه أَبُو الرَّبِيعِ وَقُتَيْبَةُ قَالَا
حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ أَيُّوبَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ غَيْرَ
أَنَّهُ قَالَ فَسَأَلَ عُمَرُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَأَمَرَهُ و حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ
الصَّمَدِ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي عَنْ أَيُّوبَ بِهَذَا
الْإِسْنَادِ وَقَالَ فِي الْحَدِيثِ فَسَأَلَ عُمَرُ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ فَأَمَرَهُ أَنْ يُرَاجِعَهَا
حَتَّى يُطَلِّقَهَا طَاهِرًا مِنْ غَيْرِ جِمَاعٍ وَقَالَ يُطَلِّقُهَا
فِي قُبُلِ عِدَّتِهَا |
| 19.8/2682. Telah menceritakan kepadaku Ali bin Hujr As Sa'di telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim dari Ayyub dari Ibnu Sirin
dia berkata; Saya tinggal selama dua puluh tahun, dan telah
menceritakan kepadaku seseorang yang tidak saya tuduh (berdusts) bahwa
Ibnu Umar pernah menceraikan istrinya yang sedang haidl dengan talak
tiga, maka dia diperintahkan untuk rujuk, saya tidak menuduh mereka
(berdusta) namun saya juga tidak mengetahui sendiri peristiwa tersebut.
Hingga saya bertemu dengan Abu Ghullab Yunus bin Jubair Al Bahili dia adalah orang yang tsabat (dalam hadits), lalu dia menceritakan kepadaku bahwa dia pernah bertanya kepada Ibnu Umar, lantas Ibnu Umar
bercerita bahwa dia pernah menceraikan istrinya yang sedang haidl,
kemudian dia diperintahkan untuk merujuknya. Yunus berkata; Saya
bertanya; Apakah talak itu diperhitungkan atasnya? Dia (Ibnu Umar)
menjawab; Apakah talak itu tidak berlaku meski dia tidak bisa rujuk dan
melakukan tindakan bodoh? (pertanyan pengingkaran yang maksudnya
adalah: Tentu talak itu diperhitungkan). Dan telah menceritakan kepada
kami Abu Rabi' dan Qutaibah keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Hammad dari Ayyub
dengan isnad seperti ini, namun dia menyebutkan; Lantas Umar menanyakan
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau memerintahkan
Ibnu Umar (untuk merujuk istrinya). Dan telah menceritakan hadits ini
kepada kami Abdul Warits bin Abdush Shamad telah menceritakan kepadaku ayahku dari kakekku dari Ayyub dengan isnad ini, dia menyebutkan dalam hadits ini; Lantas
Umar menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai
hal itu, kemudian beliau memerintahkan Ibnu Umar untuk rujuk sampai dia
mentalaknya dalam keadaan suci tanpa di setubuhi terlebih dahulu. Dan beliau bersabda: Hendaknya dia menceraikan di awal iddahnya. |
|
| وو
حَدَّثَنِي يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ عَنْ ابْنِ
عُلَيَّةَ عَنْ يُونُسَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ يُونُسَ بْنِ
جُبَيْرٍ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ عُمَرَ
رَجُلٌ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ فَقَالَ أَتَعْرِفُ عَبْدَ
اللَّهِ بْنَ عُمَرَ فَإِنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ
فَأَتَى عُمَرُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ
فَأَمَرَهُ أَنْ يَرْجِعَهَا ثُمَّ تَسْتَقْبِلَ عِدَّتَهَا
قَالَ فَقُلْتُ لَهُ إِذَا طَلَّقَ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ
أَتَعْتَدُّ بِتِلْكَ التَّطْلِيقَةِ فَقَالَ فَمَهْ أَوَ إِنْ عَجَزَ
وَاسْتَحْمَقَ |
| 19.9/2683. Telah menceritakan kepadaku Ya'qub bin Ibrahim Ad Dauraqi dari Ibnu 'Ulayyah dari Yunus dari Muhammad bin Sirin dari Yunus bin Jubair dia berkata; Saya pernah bertanya kepada Ibnu Umar,
ada seorang laki-laki yang menceraikan istrinya yang sedang haidl, dia
menjawab; aAakah kamu tidak tahu Abdullah bin Umar, bahwa dia pernah
menceraikan istrinya yang sedang haidl, lantas Umar mendatangi Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dan menanyakan hal itu kepadanya, lalu beliau
menyuruhnya agar dia menrujuk istrinya, kemudian istrinya menunggu masa
iddahnya. Dia (Yunus) berkata; Lalu saya bertanya kepadanya; Jika
seorang laki-laki menceraikan istrinya yang sedang haidl, apakah
istrinya menunggu masa iddah sebab talak tersebut? Maka dia menjawab;
Tentu, meskipun dia tidak mampu merujuk atau melakukan suatu kebodohan!
|
|
| وحَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ
قَالَ سَمِعْتُ يُونُسَ بْنَ جُبَيْرٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ
يَقُولُا
طَلَّقْتُ امْرَأَتِي وَهِيَ حَائِضٌ فَأَتَى عُمَرُ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُرَاجِعْهَا فَإِذَا طَهُرَتْ
فَإِنْ شَاءَ فَلْيُطَلِّقْهَا
قَالَ فَقُلْتُ لِابْنِ عُمَرَ أَفَاحْتَسَبْتَ بِهَا قَالَ مَا
يَمْنَعُهُ أَرَأَيْتَ إِنْ عَجَزَ وَاسْتَحْمَقَ |
| 19.10/2684. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar. Ibnu Mutsanna mengatakan; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Qatadah dia berkata; Saya mendengar Yunus bin Jubair berkata; Saya mendengar Ibnu Umar
berkata; Saya pernah menceraikan istriku yang sedang haidl, lantas Umar
mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan melaporkan hal itu
kepadanya, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Suruhlah dia (Ibnu Umar) merujuknya, jika istrinya telah suci, maka dia boleh mentalaknya.
Dia (Yunus) berkata; Maka saya bertanya kepada Ibnu Umar; Apakah
seorang istri harus menjalani masa iddahnya seperti itu? Dia menjawab;
Apa kiranya yang menghalangi jatuhnya talak! Meskipun dia tidak mampu
rujuk dan melakukan kebodohan?! |
|
| وحَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ
عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ أَنَسِ بْنِ سِيرِينَ قَالَ
سَأَلْتُ ابْنَ عُمَرَ عَنْ امْرَأَتِهِ الَّتِي طَلَّقَ فَقَالَ
طَلَّقْتُهَا وَهِيَ حَائِضٌ فَذُكِرَ ذَلِكَ لِعُمَرَ فَذَكَرَهُ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مُرْهُ
فَلْيُرَاجِعْهَا فَإِذَا طَهُرَتْ فَلْيُطَلِّقْهَا لِطُهْرِهَا قَالَ
فَرَاجَعْتُهَا ثُمَّ طَلَّقْتُهَا لِطُهْرِهَا
قُلْتُ فَاعْتَدَدْتَ بِتِلْكَ التَّطْلِيقَةِ الَّتِي طَلَّقْتَ وَهِيَ
حَائِضٌ قَالَ مَا لِيَ لَا أَعْتَدُّ بِهَا وَإِنْ كُنْتُ عَجَزْتُ
وَاسْتَحْمَقْتُ |
| 19.11/2685. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Khalid bin Abdullah dari Abdul Malik dari Anas bin Sirin dia berkata; Saya bertanya kepada Ibnu Umar
mengenai istrinya yang pernah diceraikannya, dia menjawab; Saya pernah
menceraikannya padahal dia sedang haidl, lantas hal itu di laporkan
kepada Umar, dan Umar melaporkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, maka beliau bersabda: Suruhlah dia merujuknya, jika istrinya telah suci, maka dia boleh mentalaknya karena istrinya telah suci.
Dia (Ibnu Umar) melanjutkan; Kemudian saya merujuknya dan meceraikannya
ketika telah suci. Saya bertanya; Apakah kamu menunggu masa iddahnya
dengan talak tersebut yaitu ketika kamu menjatuhkan talak sewaktu dia
haidl? Kemudian dia berkata kepadaku; Kenapa saya tidak ber'iddah
denganya, meskipun saya tidak mampu rujuk dan melakukan suatu kebodohan. |
|
| وحَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَنَسِ بْنِ
سِيرِينَ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ قَالَ
طَلَّقْتُ امْرَأَتِي وَهِيَ حَائِضٌ فَأَتَى عُمَرُ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ مُرْهُ فَلْيُرَاجِعْهَا
ثُمَّ إِذَا طَهُرَتْ فَلْيُطَلِّقْهَا
قُلْتُ لِابْنِ عُمَرَ أَفَاحْتَسَبْتَ بِتِلْكَ التَّطْلِيقَةِ قَالَ
فَمَهْ و حَدَّثَنِيهِ يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ
الْحَارِثِ ح و حَدَّثَنِيهِ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرٍ حَدَّثَنَا
بَهْزٌ قَالَا حَدَّثَنَا شُعْبَةُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ غَيْرَ أَنَّ فِي
حَدِيثِهِمَا لِيَرْجِعْهَا وَفِي حَدِيثِهِمَا قَالَ قُلْتُ لَهُ
أَتَحْتَسِبُ بِهَا قَالَ فَمَهْ |
| 19.12/2686. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar. Ibnu Al Mutsanna mengatakan; Telah menceritakan kepada kami Muhamamd bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Anas bin Sirin bahwa dia pernah mendengar Ibnu Umar
berkata; Saya pernah menceraikan istriku yang sedang haidl, lantas Umar
mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan melaporkan kepada
beliau, maka beliau bersabda: Suruhlah dia rujuk, jika istrinya telah kembali suci, maka ia boleh menceraikannya.
Maka saya bertanya kepada Ibnu Umar; Apakah engkau memperhitungkan
talak tersebut? Dia menjawab; Memangnya kenapa? Dan telah menceritakan
kepadaku Yahya bin Habib telah menceritakan kepada kami Khalid bin Al Harits. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Bisyr telah menceritakan kepada kami Bahz dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Syu'bah dengan isnad seperti ini, namun dalam hadits mereka berdua disebutkan; Supaya dia (Ibnu Umar) merujuknya.
Dan dalam hadits mereka berdua juga disebutkan bahwa Yunus berkata;
Saya bertanya kepada Ibnu Umar; Apakah engkau memperhitungkan talak
tersebut? Dia menjawab; Memangnya kenapa? |
|
| وو
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ
أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي ابْنُ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ
أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ يُسْأَلُ عَنْ رَجُلٍ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ
حَائِضًا فَقَالَ أَتَعْرِفُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ قَالَ نَعَمْ
قَالَ فَإِنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ حَائِضًا فَذَهَبَ عُمَرُ إِلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ الْخَبَرَ
فَأَمَرَهُ أَنْ يُرَاجِعَهَا قَالَ لَمْ أَسْمَعْهُ يَزِيدُ عَلَى ذَلِكَ
لِأَبِيهِ |
| 19.13/2687. Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Abdur Razaq telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku Ibnu Thawus dari ayahnya bahwa dia mendengar Ibnu Umar
pernah di tanya mengenai seseorang yang menceraikan istrinya yang
sedang haidl, dia menjawab; Apakah kamu tahu tentang Abdullah bin Umar?
Dia menjawab; Ya. Dia berkata bahwa dia pernah menceraikan istrinya
yang sedang haidl, lantas Umar pergi kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dan melaporkan hal itu kepadannya, kemudian beliau
memerintahkan Ibnu Umar untuk merujuk istrinya kembali. (Perawi)
berkata; Yazid belum pernah mendengarkan hal itu dari ayahnya. |
|
| وو
حَدَّثَنِي هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ
مُحَمَّدٍ قَالَ قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ
أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَيْمَنَ مَوْلَى عَزَّةَ
يَسْأَلُ ابْنَ عُمَرَ وَأَبُو الزُّبَيْرِ يَسْمَعُ ذَلِكَ كَيْفَ تَرَى
فِي رَجُلٍ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ حَائِضًا فَقَالَ طَلَّقَ ابْنُ عُمَرَ
امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ عُمَرُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ طَلَّقَ
امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُرَاجِعْهَا فَرَدَّهَا وَقَالَ إِذَا طَهُرَتْ
فَلْيُطَلِّقْ أَوْ لِيُمْسِكْ قَالَ ابْنُ عُمَرَ وَقَرَأَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا
طَلَّقْتُمْ النِّسَاءَ فَطَلِّقُوهُنَّ فِي قُبُلِ عِدَّتِهِنَّ
و حَدَّثَنِي هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ
ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ ابْنِ عُمَرَ نَحْوَ هَذِهِ
الْقِصَّةِ و حَدَّثَنِيهِ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ
أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَيْمَنَ مَوْلَى عُرْوَةَ
يَسْأَلُ ابْنَ عُمَرَ وَأَبُو الزُّبَيْرِ يَسْمَعُ بِمِثْلِ حَدِيثِ
حَجَّاجٍ وَفِيهِ بَعْضُ الزِّيَادَةِ قَالَ مُسْلِم أَخْطَأَ حَيْثُ
قَالَ عُرْوَةَ إِنَّمَا هُوَ مَوْلَى عَزَّةَ |
| 19.14/2688. Telah menceritakan kepadaku Harun bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad dia berkata; Ibnu Juraij berkata; Telah mengabarkan kepadaku Abu Az Zubair bahwa dirinya mendengar Abdurrahman bin Aiman bekas budak Azzah, dia bertanya kepada Ibnu Umar
sedangkan Abu Zubairberkata mendengarkan hal itu; Bagaimana pendapatmu
jika ada seorang laki-laki yang menceraikan istrinya yang sedang haidl?
Dia (Ibnu Umar) menjawab; Di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, Ibnu Umar pernah menceraikan istrinya yang sedang haidl,
lantas Umar menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, dia berkata; Sesungguhnya Abdullah bin Umar menceraikan
istrinya yang sedang haidl, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda kepadanya: Suruhlah dia merujuknya dan kembali kepadanya. Beliau melanjutkan: Jika istrinya telah suci, maka dia boleh menceraikannya atau tetap bersamanya. Ibnu Umar berkata; Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca Firman Allah: Wahai Nabi, jika kamu menceraikan istri-istrimu, maka ceraikanlah mereka di waktu masa iddahnya. Dan telah menceritakan kepadaku Harun bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim dari Ibnu Juraij dari Abu Az Zubair dari Ibnu Umar seperti cerita di atas. Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Abdur Razaq telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku Abu Az Zubair
bahwa dia mendengar Abdurrahman bin Aiman bekas budak Urwah, bertanya
kepada Ibnu Umar, sedangkan Abu Az Zubair mendengarkan hadits seperti
hadits Hajjaj, namun di dalamnya ada beberapa tambahan, Muslim
mengatakan; Salah jika dia mengatakan Urwah, sebab dia adalah bekas
budak Azzah (bukan 'Urwah). |
|
| وحَدَّثَنَا
إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ وَاللَّفْظُ لِابْنِ
رَافِعٍ قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا
عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ ابْنِ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
كَانَ الطَّلَاقُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَسَنَتَيْنِ مِنْ خِلَافَةِ عُمَرَ طَلَاقُ
الثَّلَاثِ وَاحِدَةً فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ إِنَّ النَّاسَ
قَدْ اسْتَعْجَلُوا فِي أَمْرٍ قَدْ كَانَتْ لَهُمْ فِيهِ أَنَاةٌ فَلَوْ
أَمْضَيْنَاهُ عَلَيْهِمْ فَأَمْضَاهُ عَلَيْهِمْ |
| 19.15/2689. Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan Muhammad bin Rafi'
sedangkan lafazhnya dari Ibnu Rafi', Ishaq mengatakan; Telah
mengabarkan kepada kami, sedangkan Ibnu Rafi' mengatakan; Telah
menceritakan kepada kami Abdur Razaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Ibnu Thawus dari ayahnya dari Ibnu Abbas,
dia berkata: Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu
Bakar, dan dua tahun dari kekhilafahan Umar, talak tiga (dengan sekali
ucap) masih dihukumi talak satu. Setelah itu Umar bin Al Khaththab
berkata; Nampaknya orang-orang tergesa-gesa dalam urusan yang
sebenarnya telah diberikan keleluasaan bagi mereka. Bagaimana
seandainya kami memberlakukan suatu hukum atas mereka?! Niscaya mereka
akan memberlakukannya (menjatuhkan talak tiga bagi yang menceraikan
isterinya tiga kali dengan sekali ucap-pent). |
|
| وحَدَّثَنَا
إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ
أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ رَافِعٍ وَاللَّفْظُ
لَهُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ
أَخْبَرَنِي ابْنُ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ
أَنَّ أَبَا الصَّهْبَاءِ قَالَ لِابْنِ عَبَّاسٍ أَتَعْلَمُ أَنَّمَا
كَانَتْ الثَّلَاثُ تُجْعَلُ وَاحِدَةً عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَثَلَاثًا مِنْ إِمَارَةِ
عُمَرَ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ نَعَمْ |
| 19.16/2690. Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Rauh bin 'Ubadah. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Ibnu Rafi' sedangkan lafazhnya dari dia, telah menceritakan kepada kami Abdur Razaq telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku Ibnu Thawus dari ayahnya bahwa Abu Ash Shahba` dia berkata kepada Ibnu Abbas;
Tahukah kamu bahwa talak tiga (dengan sekai ucap) dihukumi satu talak
pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar, dan
dihukumi tiga talak pada masa kekhilafahan Umar? Ibnu Abbas menjawab;
Ya. |
|
| وو
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ
حَرْبٍ عَنْ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ عَنْ
إِبْرَاهِيمَ بْنِ مَيْسَرَةَ عَنْ طَاوُسٍ
أَنَّ أَبَا الصَّهْبَاءِ قَالَ لِابْنِ عَبَّاسٍ هَاتِ مِنْ هَنَاتِكَ
أَلَمْ يَكُنْ الطَّلَاقُ الثَّلَاثُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَاحِدَةً فَقَالَ قَدْ كَانَ
ذَلِكَ فَلَمَّا كَانَ فِي عَهْدِ عُمَرَ تَتَايَعَ النَّاسُ فِي
الطَّلَاقِ فَأَجَازَهُ عَلَيْهِمْ |
| 19.17/2691. Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Sulaiman bin Harb dari Hammad bin Zaid dari Ayyub As Sakhtiyani dari Ibrahim bin Maisarah dari Thawus bahwa Abu As Shahba` berkata kepada Ibnu Abbas;
Beritahukanlah kepadamu apa yang engkau ketahui! Bukankah talak tiga
(yang di ucapkan sekaligus) pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dan Abu Bakar dinyatakan hanya jatuh talak sekali? Jawab Ibnu
Abbas; Hal itu telah berlaku, dan pada masa pemerintahan Umar,
orang-orang terlalu mudah untuk menjatuhkan talak, lantas dia
memberlakukan hukum atas mereka (yaitu jatuh talak tiga dengan sekali
ucap). |
|
| وو
حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ عَنْ هِشَامٍ يَعْنِي الدَّسْتَوَائِيَّ قَالَ كَتَبَ
إِلَيَّ يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ يُحَدِّثُ عَنْ يَعْلَى بْنِ حَكِيمٍ
عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ فِي الْحَرَامِ يَمِينٌ يُكَفِّرُهَا وَقَالَ ابْنُ
عَبَّاسٍ
{ لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ } |
| 19.18/2692. Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim dari Hisyam yaitu Ad Dastawa`i dia berkata; Yahya bin Abu Katsir menulis sesuatu kepdaku, bahwa dia bercerita dari Ya'la bin Hakim dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas
dia berkata: Di tanah haram (suci) itu terdapat satu janji yang telah
ditunaikan kaffarahnya. Lalu Ibnu Abbas membaca Firman Allah Ta'ala: Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. |
|
| وحَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ بِشْرٍ الْحَرِيرِيُّ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ يَعْنِي ابْنَ
سَلَّامٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ أَنَّ يَعْلَى بْنَ حَكِيمٍ
أَخْبَرَهُ أَنَّ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ
عَبَّاسٍ قَالَ
إِذَا حَرَّمَ الرَّجُلُ عَلَيْهِ امْرَأَتَهُ فَهِيَ يَمِينٌ
يُكَفِّرُهَا وَقَالَ
{ لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ } |
| 19.19/2693. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bisyr Al Hariri telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah, yaitu Ibnu Salam dari Yahya bin Abu Katsir bahwa Ya'la bin Hakim telah mengabarkan kepadanya, bahwa Sa'id bin Jubair telah mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah mendengar Ibnu Abbas
berkata; Apabila seorang suami mengharamkan dirinya (bersetubuh) dengan
istrinya, maka hal itu merupakan sumpah yang kafaratnya (dendanya)
harus di bayar. Dia melanjutkan; Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. |
|
| وو
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ
أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ أَنَّهُ سَمِعَ عُبَيْدَ
بْنَ عُمَيْرٍ يُخْبِرُ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ تُخْبِرُ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَمْكُثُ
عِنْدَ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ فَيَشْرَبُ عِنْدَهَا عَسَلًا قَالَتْ
فَتَوَاطَيْتُ أَنَا وَحَفْصَةُ أَنَّ أَيَّتَنَا مَا دَخَلَ عَلَيْهَا
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلْتَقُلْ إِنِّي أَجِدُ
مِنْكَ رِيحَ مَغَافِيرَ أَكَلْتَ مَغَافِيرَ فَدَخَلَ عَلَى إِحْدَاهُمَا
فَقَالَتْ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ بَلْ شَرِبْتُ عَسَلًا عِنْدَ زَيْنَبَ
بِنْتِ جَحْشٍ وَلَنْ أَعُودَ لَهُ فَنَزَلَ
{ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ إِلَى قَوْلِهِ إِنْ تَتُوبَا
}
لِعَائِشَةَ وَحَفْصَةَ
{ وَإِذْ أَسَرَّ النَّبِيُّ إِلَى بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِيثًا }
لِقَوْلِهِ بَلْ شَرِبْتُ عَسَلًا |
| 19.20/2694. Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku 'Atha` bahwa dia mendengar 'Ubaid bin 'Umair mengabarkan bahwa dia mendengar 'Aisyah
mengabarkan bahwa ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tinggal di
rumahnya Zainab binti Jahsyi, beliau minum madu, (Aisyah) melanjutkan;
Kemudian saya dan Hafshah saling berpesan, yaitu kepada siapa di antara
kami yang didatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lebih dulu, maka
ia harus mengatakan; Sesungguhnya saya mencium darimu bau maghafir
(yaitu jenis buah yang manis dan berbau tidak sedap), apakah anda
memakan buah Maghafir? Lalu beliau menemui salah satu dari mereka, maka
salah satu dari mereka mengatakan (pesan yang telah disepakati), jawab
beliau: Tidak, akan tetapi saya meminum madu di sisi Zainab binti Jahsy, dan saya tidak akan mengulanginya lagi. Maka turunlah ayat: Mengapa
kamu mengharamkan apa yang d halalkan Allah untukmu-sampai Firman-Nya-
jika kamu berdua bertaubat -yaitu Aisyah dan Hafshah- dan ingatlah
ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari
istri-istrinya suatu peristiwa. (At Tahrim: 1-3). Yaitu berkenaan dengan sabda beliau: Tetapi saya meminum madu. |
|
| وحَدَّثَنَا
أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ وَهَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ
الْحَلْوَاءَ وَالْعَسَلَ فَكَانَ إِذَا صَلَّى الْعَصْرَ دَارَ عَلَى
نِسَائِهِ فَيَدْنُو مِنْهُنَّ فَدَخَلَ عَلَى حَفْصَةَ فَاحْتَبَسَ
عِنْدَهَا أَكْثَرَ مِمَّا كَانَ يَحْتَبِسُ فَسَأَلْتُ عَنْ ذَلِكَ
فَقِيلَ لِي أَهْدَتْ لَهَا امْرَأَةٌ مِنْ قَوْمِهَا عُكَّةً مِنْ عَسَلٍ
فَسَقَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُ
شَرْبَةً فَقُلْتُ أَمَا وَاللَّهِ لَنَحْتَالَنَّ لَهُ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ
لِسَوْدَةَ وَقُلْتُ إِذَا دَخَلَ عَلَيْكِ فَإِنَّهُ سَيَدْنُو مِنْكِ
فَقُولِي لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَكَلْتَ مَغَافِيرَ فَإِنَّهُ
سَيَقُولُ لَكِ لَا فَقُولِي لَهُ مَا هَذِهِ الرِّيحُ وَكَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَشْتَدُّ عَلَيْهِ أَنْ
يُوجَدَ مِنْهُ الرِّيحُ فَإِنَّهُ سَيَقُولُ لَكِ سَقَتْنِي حَفْصَةُ
شَرْبَةَ عَسَلٍ فَقُولِي لَهُ جَرَسَتْ نَحْلُهُ الْعُرْفُطَ وَسَأَقُولُ
ذَلِكِ لَهُ وَقُولِيهِ أَنْتِ يَا صَفِيَّةُ فَلَمَّا دَخَلَ عَلَى
سَوْدَةَ قَالَتْ تَقُولُ سَوْدَةُ وَالَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
لَقَدْ كِدْتُ أَنْ أُبَادِئَهُ بِالَّذِي قُلْتِ لِي وَإِنَّهُ لَعَلَى
الْبَابِ فَرَقًا مِنْكِ فَلَمَّا دَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَكَلْتَ مَغَافِيرَ
قَالَ لَا قَالَتْ فَمَا هَذِهِ الرِّيحُ قَالَ سَقَتْنِي حَفْصَةُ
شَرْبَةَ عَسَلٍ قَالَتْ جَرَسَتْ نَحْلُهُ الْعُرْفُطَ فَلَمَّا دَخَلَ
عَلَيَّ قُلْتُ لَهُ مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ دَخَلَ عَلَى صَفِيَّةَ
فَقَالَتْ بِمِثْلِ ذَلِكَ فَلَمَّا دَخَلَ عَلَى حَفْصَةَ قَالَتْ يَا
رَسُولَ اللَّهِ أَلَا أَسْقِيكَ مِنْهُ قَالَ لَا حَاجَةَ لِي بِهِ
قَالَتْ تَقُولُ سَوْدَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَاللَّهِ لَقَدْ حَرَمْنَاهُ
قَالَتْ قُلْتُ لَهَا اسْكُتِي
قَالَ أَبُو إِسْحَقَ إِبْرَاهِيمُ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ بِشْرِ بْنِ
الْقَاسِمِ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ بِهَذَا سَوَاءً و حَدَّثَنِيهِ
سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ هِشَامِ
بْنِ عُرْوَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ |
| 19.21/2695. Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin Al 'Ala` dan Harun bin Abdullah keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Hisyam dari ayahnya dari Aisyah
dia berkata; Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyukai
manisan dan madu, jika beliau selesai Shalat Ashar, beliau biasa
berkeliling ke rumah para istrinya lalu mampir sebentar, suatu ketika
beliau mampir di rumah Hafshah, dan berhenti di situ lebih lama dari
biasanya, lantas saya bertanya mengenai apa yang terjadi, dikatakan
kepadaku, ternyata seorang wanita dari kaumnya telah memberikan
semangkuk madu, lalu dia (Hafshah) menuangkan seteguk kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, saya pun berkata; Demi Allah, saya akan
menggodanya. Kemudian saya memberi tahu Saudah, saya berkata; Jika
beliau masuk menemuimu, sebab sebentar lagi beliau akan mampir (di
rumahmu), maka katakanlah kepadanya; Wahai Rasulullah, apakah anda
habis makan buah maghafir? Pasti beliau nanti akan bilang tidak. Lalu
katakan lagi kepadanya; Lalu bau apakah ini? Biasanya beliau sangat
tidak suka jika mendapati bau, nanti beliau akan mengatakan kepadamu;
Hafshah telah menuangkan untukku seteguk madu, lalu katakanlah kepada
beliau; Lebahnya makan buah 'urfuth (sejenis pohon dengan buah yang
berbau tidak sedap). Maka saya akan mengatakan seperti itu kepada
beliau, dan kamu juga wahai Shafiyah. Ketika beliau masuk ke rumah
Suadah, Saudah berkata; Demi Dzat yang tidak ada ilah yang berhak
disembah selain Dia, hampir saja saya mengungkapkan apa yang kamu
(Aisyah) katakan kepadaku karena saya takut kepadamu, ketika Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam baru sampai di depan pintu, tatkala
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendekat, dia mengatakan; Wahai
Rasulullah, apakah anda habis makan buah Maghair? Beliau menjawab: Tidak. Dia melanjutkan; Lantas, bau apakah ini? Beliau menjawab: Hafshah telah menuangkan untukku seteguk madu.
Dia melajutkan; Lebahnya makan urfuth. Tatkala beliau menemuiku, saya
pun mengatakan seperti itu, kemudian beliau masuk ke rumah Shafiyah,
maka Shafiyah pun mengatakan dengan hal yang sama. Tatkala beliau masuk
ke rumah Hafshah, dia berkata; Wahai Rasulullah, apakah saya perlu
menuangkan madu lagi? Beliau menjawab: Tidak, saya tidak membutuhkan lagi.
Dia (Aisyah) berkata; Kemudian Saudah berkata; Subhanallah, demi Allah,
sungguh kita telah mengharamkannya. Dia (Aisyah) berkata; Saya berkata
kepadanya; Diamlah kamu! Abu Ishaq Ibrahim berkata; Telah menceritakan
kepada kami Al Hasan bin Bisyr bin Al Qasim telah menceritakan kepada
kami Abu Usamah dengan hadits seperti ini, dan telah menceritakan
kepadaku Suwaid bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Ali bin Mushir dari Hisyam bin 'Urwah dengan isnad seperti ini. |
|
| وو
حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ ح و حَدَّثَنِي
حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى التُّجِيبِيُّ وَاللَّفْظُ لَهُ أَخْبَرَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ ابْنِ
شِهَابٍ أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ
أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ
لَمَّا أُمِرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِتَخْيِيرِ أَزْوَاجِهِ بَدَأَ بِي فَقَالَ إِنِّي ذَاكِرٌ لَكِ أَمْرًا
فَلَا عَلَيْكِ أَنْ لَا تَعْجَلِي حَتَّى تَسْتَأْمِرِي أَبَوَيْكِ
قَالَتْ قَدْ عَلِمَ أَنَّ أَبَوَيَّ لَمْ يَكُونَا لِيَأْمُرَانِي
بِفِرَاقِهِ قَالَتْ ثُمَّ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ
{ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ
الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ
وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلًا وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ
لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا }
قَالَتْ فَقُلْتُ فِي أَيِّ هَذَا أَسْتَأْمِرُ أَبَوَيَّ فَإِنِّي
أُرِيدُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ قَالَتْ ثُمَّ فَعَلَ
أَزْوَاجُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ مَا
فَعَلْتُ |
| 19.22/2696. Dan telah menceritakan kepadaku Abu Thahir telah menceritakan kepada kami Ibnu wahb. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya At Tujibi sedangkan lafazhnya dari dia, telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Wahb telah mengabarkan kepadaku Yunus bin Yazid dari Ibnu Syihab telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf bahwa Aisyah
berata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diperintahkan
untuk memilih (cerai atau tetap bersama) para istrinya, beliau memulai
denganku. Beliau bersabda: Saya
hendak memberitahukan kepadamu hal yang sangat penting, karena itu,
janganlah kamu terburu-buru menjawabnya sebelum kamu bermusyawarah
dengan kedua orang tuamu. Dia (Aisyah) berkata; Beliau tahu
benar, kedua orang tuaku tidaka akan mengizinkanku bercerai dengan
beliau. Dia (Aisyah) melanjutkan; Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya
Allah berfirman: 'Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, jika
kalian menghendaki kehidupan dunia beserta perhiasannya, marilah
kuberikan kepadamu suatu pemberian, kemudian kuceraikan kamu dengan
cara yang baik, dan jika kalian menghendaki Allah dan Rasul-Nya serta
kampung akhirat, sesungguhnya Allah menyediakan pahala yang besar bagi
yang berbuat kebajikan di antara kamu'. (Aisyah) berkata; Apa
pula yang harus saya musyawarahkan dengan kedua orang tuaku, sudah
tentu saya menghendaki Allah dan Rasul-Nya serta kampung akhirat.
(Aisyah) melanjutkan; Ternyata semua istri Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam juga berbuat seperti yang saya lakukan. |
|
| وحَدَّثَنَا
سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا عَبَّادُ بْنُ عَبَّادٍ عَنْ عَاصِمٍ
عَنْ مُعَاذَةَ الْعَدَوِيَّةِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَأْذِنُنَا
إِذَا كَانَ فِي يَوْمِ الْمَرْأَةِ مِنَّا بَعْدَ مَا نَزَلَتْ
{ تُرْجِي مَنْ تَشَاءُ مِنْهُنَّ وَتُؤْوِي إِلَيْكَ مَنْ تَشَاءُ }
فَقَالَتْ لَهَا مُعَاذَةُ فَمَا كُنْتِ تَقُولِينَ لِرَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اسْتَأْذَنَكِ قَالَتْ كُنْتُ
أَقُولُ إِنْ كَانَ ذَاكَ إِلَيَّ لَمْ أُوثِرْ أَحَدًا عَلَى نَفْسِي
و حَدَّثَنَاه الْحَسَنُ بْنُ عِيسَى أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ
أَخْبَرَنَا عَاصِمٌ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ |
| 19.23/2697. Telah menceritakan kepada kami Suraij bin Yunus telah menceritakan kepada kami 'Abbad bin 'Abbad dari 'Ashim dari Mu'adzah Al 'Adawiyyah dari 'Aisyah
dia berkata; Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa
meminta izin jika berada di salah satu istrinya setelah turunnya ayat: Kamu
boleh menangguhkan menggauli siapa saja yang kamu kehendaki di antara
mereka dan boleh pula menggauli siapa saja yang kamu kehendaki.
Maka Mu'adzah bertanya kepadanya; Apa yang kamu katakan kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau meminta izin kepadamu? Dia
menjawab; Jika hari itu hari giliranku, maka saya tidak akan
memberikannya untuk yang lain. Dan telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Isa telah mengabarkan kepada kami Ibnu Al Mubarrak telah mengabarkan kepada kami 'Ashim dengan isnad seperti ini. |
|
| وحَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ أَخْبَرَنَا عَبْثَرٌ عَنْ
إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ
قَالَتْ عَائِشَةُ
قَدْ خَيَّرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَلَمْ نَعُدَّهُ طَلَاقًا |
| 19.24/2698. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya At Tamimi telah mengabarkan kepada kami 'Abtsar dari Isma'il bin Abu Khalid dari As Sya'bi dari Masruq dia berkata; 'Aisyah
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memberikan
pilihan kepada kami, namun kami tidak menganggapnya sebagai talak. |
|
| وو
حَدَّثَنَاه أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ
مُسْهِرٍ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ
مَسْرُوقٍ قَالَ
مَا أُبَالِي خَيَّرْتُ امْرَأَتِي وَاحِدَةً أَوْ مِائَةً أَوْ أَلْفًا
بَعْدَ أَنْ تَخْتَارَنِي وَلَقَدْ سَأَلْتُ عَائِشَةَ فَقَالَتْ قَدْ
خَيَّرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفَكَانَ
طَلَاقًا |
| 19.25/2699. Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Ali bin Mushir dari Isma'il bin Abu Khalid dari As Sya'bi dari Masruq
dia berkata; Saya tidak menganggap sebagai talak, yaitu tawaran saya
terhadap istriku, apakah satu kali atau seratus kali bahkan sampai
seribu kali setelah istri saya tetap memilih untuk menjadi istriku,
sebab saya pernah bertanya kepada 'Aisyah, lantas dia menjawab;
Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memberikan
pilihan kepada kami, maka apakah hal itu dianggap sebagai talak? |
|
| وحَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيَّرَ
نِسَاءَهُ فَلَمْ يَكُنْ طَلَاقًا |
| 19.26/2700. Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Ashim dari As Sya'bi dari Masruq dari 'Aisyah bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memberikan pilihan kepada istrinya, namun hal itu tidak dianggap sebagai talak. |
|
| وو
حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ
سُفْيَانَ عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ وَإِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ
عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
خَيَّرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَاخْتَرْنَاهُ فَلَمْ يَعُدَّهُ طَلَاقًا |
| 19.27/2701. Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Manshur telah mengabarkan kepada kami Abdurrahman dari Sufyan dari Ashim Al Ahwal dan Isma'il bin Abu Khalid dari As Sya'bi dari Masruq dari 'Aisyah
dia berkata; Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
memberi pilihan (cerai atau tetap bersama), namun kami tetap memilih
(menjadi istrinya), dan hal itu tidak dihitung sebagai talak. |
|
| وحَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو
كُرَيْبٍ قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو
مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُسْلِمٍ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ
خَيَّرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَاخْتَرْنَاهُ فَلَمْ يَعْدُدْهَا عَلَيْنَا شَيْئًا
و حَدَّثَنِي أَبُو الرَّبِيعِ الزَّهْرَانِيُّ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ
بْنُ زَكَرِيَّاءَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ
الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ وَعَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُسْلِمٍ عَنْ
مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ بِمِثْلِهِ |
| 19.28/2702. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Abu Kuraib. Yahya mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami, sedangkan keduanya mengatakan; Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Muslim dari Masruq dari 'Aisyah dia berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pernah memberikan pilihan kepada kami,
namun kami tetap meimlih (bersama beliau) dan beliau tidak
menghitungnya sebagai talak atas kami. Dan telah menceritakan kepadaku Abu Ar Rabi' Az Zahrani telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Zakariya` telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Ibrahim dari Al Aswad dari 'Aisyah dan dari Al A'masy dari Muslim dari Masruq dari Aisyah seperti itu. |
|
| وو
حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ
حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ إِسْحَقَ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ
دَخَلَ أَبُو بَكْرٍ يَسْتَأْذِنُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدَ النَّاسَ جُلُوسًا بِبَابِهِ لَمْ يُؤْذَنْ
لِأَحَدٍ مِنْهُمْ قَالَ فَأُذِنَ لِأَبِي بَكْرٍ فَدَخَلَ ثُمَّ أَقْبَلَ
عُمَرُ فَاسْتَأْذَنَ فَأُذِنَ لَهُ فَوَجَدَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا حَوْلَهُ نِسَاؤُهُ وَاجِمًا سَاكِتًا قَالَ
فَقَالَ لَأَقُولَنَّ شَيْئًا أُضْحِكُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ رَأَيْتَ بِنْتَ
خَارِجَةَ سَأَلَتْنِي النَّفَقَةَ فَقُمْتُ إِلَيْهَا فَوَجَأْتُ
عُنُقَهَا فَضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَقَالَ هُنَّ حَوْلِي كَمَا تَرَى يَسْأَلْنَنِي النَّفَقَةَ فَقَامَ
أَبُو بَكْرٍ إِلَى عَائِشَةَ يَجَأُ عُنُقَهَا فَقَامَ عُمَرُ إِلَى
حَفْصَةَ يَجَأُ عُنُقَهَا كِلَاهُمَا يَقُولُ تَسْأَلْنَ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لَيْسَ عِنْدَهُ فَقُلْنَ
وَاللَّهِ لَا نَسْأَلُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ شَيْئًا أَبَدًا لَيْسَ عِنْدَهُ ثُمَّ اعْتَزَلَهُنَّ شَهْرًا
أَوْ تِسْعًا وَعِشْرِينَ ثُمَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِ هَذِهِ الْآيَةُ
{ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ حَتَّى بَلَغَ
لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا }
قَالَ فَبَدَأَ بِعَائِشَةَ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ
أَعْرِضَ عَلَيْكِ أَمْرًا أُحِبُّ أَنْ لَا تَعْجَلِي فِيهِ حَتَّى
تَسْتَشِيرِي أَبَوَيْكِ قَالَتْ وَمَا هُوَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَتَلَا
عَلَيْهَا الْآيَةَ قَالَتْ أَفِيكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَسْتَشِيرُ
أَبَوَيَّ بَلْ أَخْتَارُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ
وَأَسْأَلُكَ أَنْ لَا تُخْبِرَ امْرَأَةً مِنْ نِسَائِكَ بِالَّذِي
قُلْتُ قَالَ لَا تَسْأَلُنِي امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ إِلَّا أَخْبَرْتُهَا
إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْنِي مُعَنِّتًا وَلَا مُتَعَنِّتًا وَلَكِنْ
بَعَثَنِي مُعَلِّمًا مُيَسِّرًا |
| 19.29/2703. Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Rauh bin Ubadah telah menceritakan kepada kami Zakariya` bin Ishaq telah menceritakan kepada kami Abu Az Zubair dari Jabir bin Abdillah,
dia berkata; Suatu ketika Abu Bakar pernah meminta izin kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk memasuki rumah beliau dan
dia mendapati beberapa orang sedang duduk di depan pintu rumah beliau
dan tidak satu pun dari mereka yang diizinkan masuk. Dia berkata: Lalu
Abu Bakar pun diizinkan masuk, maka dia pun masuk ke rumah beliau.
Setelah itu Umar datang dan meminta izin, dan dia pun diizinkan masuk.
Di dalam rumah Umar mendapati Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang
duduk, dan di sekeliling beliau nampak isteri-isteri beliau sedang
terdiam dan bersedih. Ia berkata: Lalu Umar berkata; Sungguh saya akan
mengucapkan satu perkataan yang dapat membuat Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam tertawa. Dia berkata: Wahai Rasulullah, jika engkau melihat
anak perempuan Khorijah meminta nafkah (berlebihan) kepadaku niscaya
akan saya hadapi dia dan saya pukul tengkuknya. Maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pun tertawa seraya berkata: Mereka semua
ada di sekelilingku, seperti yang kau lihat mereka semua sedang meminta
nafkah (lebih) dariku. Maka Abu Bakar pun segera berdiri menghampiri
'Aisyah dan memukulnya. Demikian juga dengan Umar, dia berdiri
menghampiri Hafshah dan memukulnya. Lantas keduanya berkata: Mengapa
kalian meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sesuatu
yang tidak dimilikinya? Lalu keduanya menjawab: Demi Allah, kami tidak
akan meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sesuatu
yang tidak dimilikinya. Lalu beliau ber'uzlah dari mereka selama
sebulan atau selama dua puluh sembilan hari. Kemudian turunlah ayat: Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, -sampai Firman-Nya- Bagi orang-orang yang baik di antara kalian pahala yang besar. Dia berkata: Beliau memulainya dari 'Aisyah, beliau berkata kepadanya: Wahai
'Aisyah, sesungguhnya saya hendak menawarkan suatu perkara kepadamu,
dan saya harap kamu tidak tergesa-gesa dalam memutuskannya hingga kamu
meminta persetujuan dari kedua orang tuamu. Aisyah berkata: Apa
itu wahai Rasulullah? Maka beliau pun membacakan ayat tersebut di atas
kepadanya. Aisyah berkata: Apakah terhadap anda, saya mesti meminta
persetujuan kepada orang tuaku?! Tidak, bahkan saya lebih memilih
Allah, Rasul-Nya dan Hari Akhir, dan saya mohon kepada anda untuk tidak
memberitahukan pernyataanku ini kepada isteri-isterimu yang lain.
Beliau menjawab: Tidaklah salah
seorang di antara mereka meminta hal itu kepadaku kecuali saya pasti
memberitahukan hal ini kepadanya. Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak
mengutusku untuk memaksa orang atau menjerumuskannya, akan tetapi Dia
mengutusku sebagai seorang pengajar dan orang memudahkan urusan. |
|
| وحَدَّثَنِي
زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ الْحَنَفِيُّ
حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ عَنْ سِمَاكٍ أَبِي زُمَيْلٍ
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ
الْخَطَّابِ قَالَ
لَمَّا اعْتَزَلَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نِسَاءَهُ قَالَ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَإِذَا النَّاسُ يَنْكُتُونَ
بِالْحَصَى وَيَقُولُونَ طَلَّقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نِسَاءَهُ وَذَلِكَ قَبْلَ أَنْ يُؤْمَرْنَ بِالْحِجَابِ
فَقَالَ عُمَرُ فَقُلْتُ لَأَعْلَمَنَّ ذَلِكَ الْيَوْمَ قَالَ فَدَخَلْتُ
عَلَى عَائِشَةَ فَقُلْتُ يَا بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ أَقَدْ بَلَغَ مِنْ
شَأْنِكِ أَنْ تُؤْذِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَتْ مَا لِي وَمَا لَكَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ عَلَيْكَ
بِعَيْبَتِكَ قَالَ فَدَخَلْتُ عَلَى حَفْصَةَ بِنْتِ عُمَرَ فَقُلْتُ
لَهَا يَا حَفْصَةُ أَقَدْ بَلَغَ مِنْ شَأْنِكِ أَنْ تُؤْذِي رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاللَّهِ لَقَدْ عَلِمْتِ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُحِبُّكِ
وَلَوْلَا أَنَا لَطَلَّقَكِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَبَكَتْ أَشَدَّ الْبُكَاءِ فَقُلْتُ لَهَا أَيْنَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ هُوَ فِي خِزَانَتِهِ
فِي الْمَشْرُبَةِ فَدَخَلْتُ فَإِذَا أَنَا بِرَبَاحٍ غُلَامِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدًا عَلَى أُسْكُفَّةِ
الْمَشْرُبَةِ مُدَلٍّ رِجْلَيْهِ عَلَى نَقِيرٍ مِنْ خَشَبٍ وَهُوَ
جِذْعٌ يَرْقَى عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَيَنْحَدِرُ فَنَادَيْتُ يَا رَبَاحُ اسْتَأْذِنْ لِي عِنْدَكَ
عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَظَرَ
رَبَاحٌ إِلَى الْغُرْفَةِ ثُمَّ نَظَرَ إِلَيَّ فَلَمْ يَقُلْ شَيْئًا
ثُمَّ قُلْتُ يَا رَبَاحُ اسْتَأْذِنْ لِي عِنْدَكَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَظَرَ رَبَاحٌ إِلَى الْغُرْفَةِ
ثُمَّ نَظَرَ إِلَيَّ فَلَمْ يَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ رَفَعْتُ صَوْتِي
فَقُلْتُ يَا رَبَاحُ اسْتَأْذِنْ لِي عِنْدَكَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنِّي أَظُنُّ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ظَنَّ أَنِّي جِئْتُ مِنْ
أَجْلِ حَفْصَةَ وَاللَّهِ لَئِنْ أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِضَرْبِ عُنُقِهَا لَأَضْرِبَنَّ عُنُقَهَا
وَرَفَعْتُ صَوْتِي فَأَوْمَأَ إِلَيَّ أَنْ ارْقَهْ فَدَخَلْتُ عَلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُضْطَجِعٌ
عَلَى حَصِيرٍ فَجَلَسْتُ فَأَدْنَى عَلَيْهِ إِزَارَهُ وَلَيْسَ عَلَيْهِ
غَيْرُهُ وَإِذَا الْحَصِيرُ قَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ فَنَظَرْتُ
بِبَصَرِي فِي خِزَانَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَإِذَا أَنَا بِقَبْضَةٍ مِنْ شَعِيرٍ نَحْوِ الصَّاعِ
وَمِثْلِهَا قَرَظًا فِي نَاحِيَةِ الْغُرْفَةِ وَإِذَا أَفِيقٌ مُعَلَّقٌ
قَالَ فَابْتَدَرَتْ عَيْنَايَ قَالَ مَا يُبْكِيكَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ
قُلْتُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ وَمَا لِي لَا أَبْكِي وَهَذَا الْحَصِيرُ
قَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِكَ وَهَذِهِ خِزَانَتُكَ لَا أَرَى فِيهَا إِلَّا
مَا أَرَى وَذَاكَ قَيْصَرُ وَكِسْرَى فِي الثِّمَارِ وَالْأَنْهَارِ
وَأَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَفْوَتُهُ
وَهَذِهِ خِزَانَتُكَ فَقَالَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ أَلَا تَرْضَى أَنْ
تَكُونَ لَنَا الْآخِرَةُ وَلَهُمْ الدُّنْيَا قُلْتُ بَلَى قَالَ
وَدَخَلْتُ عَلَيْهِ حِينَ دَخَلْتُ وَأَنَا أَرَى فِي وَجْهِهِ الْغَضَبَ
فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا يَشُقُّ عَلَيْكَ مِنْ شَأْنِ
النِّسَاءِ فَإِنْ كُنْتَ طَلَّقْتَهُنَّ فَإِنَّ اللَّهَ مَعَكَ
وَمَلَائِكَتَهُ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَأَنَا وَأَبُو بَكْرٍ
وَالْمُؤْمِنُونَ مَعَكَ وَقَلَّمَا تَكَلَّمْتُ وَأَحْمَدُ اللَّهَ
بِكَلَامٍ إِلَّا رَجَوْتُ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ يُصَدِّقُ قَوْلِي
الَّذِي أَقُولُ وَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ آيَةُ التَّخْيِيرِ
{ عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا
مِنْكُنَّ }
{ وَإِنْ تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلَاهُ وَجِبْرِيلُ
وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمَلَائِكَةُ بَعْدَ ذَلِكَ ظَهِيرٌ }
وَكَانَتْ عَائِشَةُ بِنْتُ أَبِي بَكْرٍ وَحَفْصَةُ تَظَاهَرَانِ عَلَى
سَائِرِ نِسَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَطَلَّقْتَهُنَّ قَالَ لَا قُلْتُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنِّي دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ وَالْمُسْلِمُونَ يَنْكُتُونَ
بِالْحَصَى يَقُولُونَ طَلَّقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نِسَاءَهُ أَفَأَنْزِلُ فَأُخْبِرَهُمْ أَنَّكَ لَمْ
تُطَلِّقْهُنَّ قَالَ نَعَمْ إِنْ شِئْتَ فَلَمْ أَزَلْ أُحَدِّثُهُ
حَتَّى تَحَسَّرَ الْغَضَبُ عَنْ وَجْهِهِ وَحَتَّى كَشَرَ فَضَحِكَ
وَكَانَ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ ثَغْرًا ثُمَّ نَزَلَ نَبِيُّ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَزَلْتُ فَنَزَلْتُ أَتَشَبَّثُ
بِالْجِذْعِ وَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَأَنَّمَا يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ مَا يَمَسُّهُ بِيَدِهِ فَقُلْتُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا كُنْتَ فِي الْغُرْفَةِ تِسْعَةً وَعِشْرِينَ
قَالَ إِنَّ الشَّهْرَ يَكُونُ تِسْعًا وَعِشْرِينَ فَقُمْتُ عَلَى بَابِ
الْمَسْجِدِ فَنَادَيْتُ بِأَعْلَى صَوْتِي لَمْ يُطَلِّقْ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِسَاءَهُ وَنَزَلَتْ هَذِهِ
الْآيَةُ
{ وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنْ الْأَمْنِ أَوْ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ
وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ
لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ }
فَكُنْتُ أَنَا اسْتَنْبَطْتُ ذَلِكَ الْأَمْرَ وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ آيَةَ التَّخْيِيرِ |
| 19.30/2704. Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Yunus Al Hanafi telah menceritakan kepada kami Ikrimah bin 'Ammar dari Simak Abu Zumail telah menceritakan kepadaku 'Abdullah bin Abbas telah menceritakan kepadaku Umar bin Al Khaththab
dia berkata; Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengasingkan diri
dari para istrinya. Dia (umar) melanjutkan; Lalu saya memasuki masjid
dan saya lihat orang-orang sedang memain-mainkan kerikil. Mereka semua
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menceraikan para
istrinya, kejadian itu terjadi sebelum ada perintah hijab, maka Umar
berkata; Kemudian saya berkata; Saya ingin tahu kepastiannya sekarang
juga. Dia melanjutkan; Lalu saya menemui Aisyah sambil bertanya; Wahai
putri Abu Bakar, belum puas jugakah kamu menyakiti hati Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam? Dia menjawab; Apa urusanku denganmu wahai
Ibnul Khaththab! Sebaiknya kamu mengurusi tempatmu sendiri (maksudnya
disuruh untuk menasehati Hafshah putrinya), dia (Umar) melanjutkan;
Kemudian saya menemui Hafshah binti Umar, lantas saya berkata
kepadanya; Wahai Hafshah, sudah puaskah kamu menyakiti hati Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, sungguh kamu telah mengerahui bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mencintaimu, kalau bukan
karenaku, niscaya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah
menceraikanmu, karena itu dia (Hafshah) menangis sejadi-jadinya. Lalu
saya bertanya kepadanya; Di manakah sekarang Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam? Dia menjawab; Beliau ada di ruangan pribadinya.
Kemudian saya pergi untuk menemui beliau, tiba-tiba saya bertemu dengan
Rabah, seorang pelayan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedang
duduk dengan menjulurkan kakinya di atas kayu yang berada di depan
pintu ruangan, yaitu kayu yang dibuat tangga Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam untuk naik, lantas saya memanggilnya; wahai Rabah,
mintakanlah saya izin untuk bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam! Kemudian Rabah menengok ke ruangan lalu memandangku tanpa
mengatakan suatu apa pun, lalu saya memanggilnya dengan agak keras;
Wahai rabah, mintakanlah saya izin untuk menemui Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, sebab saya mengira, bahwasannya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam tahu jika kedatanganku karena Hafshah,
demi Allah seandainya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkanku untuk memenggal lehernya, sungguh saya akan memenggal
lehernya! Perkataanku itu saya katakan dengan nada yang keras. Kemudian
dia memberi isyarat supaya saya naik. Saya langsung menemui Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau sedang berbaring di atas
tikar, lantas saya duduk di dekat beliau, sewaktu beliau membetulkan
sarungnya, terlihat olehku bekas tikar di tulang rusuk beliau,
kuperhatikan di tempat penyimpanan barang, ternyata saya tidak
mendapati apa-apa, kecuali sekantong gandum kira-kira satu sha' dan
seukuran qarazh berada di sudut ruangan dan sehelai kulit yang
menggantung, (Umar) melanjutkan; (Melihat keadaan seperti itu) air
mataku menetes, lalu beliau bertanya: Kenapa kamu menangis wahai Ibnul Khaththab?
Saya menjawab; Wahai Nabiyullah, bagaimana saya tidak menangis, sebab
saya melihat tikar ini membekas di rusuk anda, dan saya tidak melihat
sesuatu pun di tempat penyimpanan barang anda ini selain apa yang telah
saya lihat, padahal istana Persia dan kekaisaran Romawi
berlimpah-limpah dengan buah-buahan dan sungai-sungai, sedangkan anda
adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan orang pilihan-Nya,
hanya beginilah tempat penyimpanan barang anda! Beliau bersabda: Hai Ibnul Khaththab, tidak sukakah kamu jika akhirat untuk kita sedangkan dunia untuk mereka?
Saya menjawab; Tentu. Ketika saya masuk menemui beliau, seakan-akan
wajah beliau sedang marah, lantas saya bertanya; Wahai Rasulullah,
apakah yang menyusahkan anda perihal istri-istri anda? Jika anda
menceraikan mereka, maka Allah dan sekalian Malaikat-Nya, Jibril,
Mika`il, saya sendiri dan Abu Bakar serta orang-orang yang beriman akan
tetap bersama anda. Dan saya belum pernah mengucapkan kata-kata seperti
itu kepada beliau sambil memuji Allah, kecuali saya berharap semoga
Allah membenarkan ucapanku kepada beliau, kemudian turunlah ayat pilhan
berikut ini: Jika Nabi menceraikanmu sekalian, mungkin Rabbnya akan mengganti baginya dengan istri-istri yang lebih baik dari kalian. Dan
jika kamu berdua saling membantu untuk menyusahkan Nabi, maka
sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya, begitu pula Jibril dan
orang-orang Mukmin yang shalih serta seluruh Malaikat adalah
penolongnya pula. Sedangkan Aisyah dan Hafshahlah yang bekerja
sama berdemo dan mempengaruhi istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam yang lain, lalu saya berkata; Wahai Rasulullah, apakah anda
menceraikan mereka? Beliau menjawab: Tidak.
Saya melanjutkan; Wahai Rasulullah, ketika saya memasuki masjid, saya
melihat kaum Muslimin sedang mempermainkan kerikil sambil berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menceraikan para
istrinya. Apakah saya harus turun dan menjelaskan kepada mereka bahwa
anda tida menceraikan mereka? Beliau menjawab; Ya, jika kamu mau.
Saya senantiasa berbicara dengan beliau, hingga hilang kesan marah dari
wajah beliau dan berganti dengan senyuman. Dan beliau adalah manusia
yang mimiliki deretan gigi paling baik. Kemudian Nabiyullah shallallahu
'alaihi wasallam turun, saya pun turun dengan berpegangan batang pohon
kurma, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam turun layaknya
berjalan di atas bumi, tidak berpegangan dengan apapun, lalu saya
berkata; Wahai Rasulullah, padahal anda di ruangan itu baru dua puluh
sembilan hari! beliau bersabda: Sesungguhnya hari itu hanya dua puluh sembilan hari.
Lantas saya berdiri di depan pintu masjid sambil menyeru dengan suara
yang lantang bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak
menceraikan para istri beliau. Kemudian turunlah ayat: Dan
apabila datang kepada mereka suatu berita yang menyenangkan dan
menakutkan, mereka langsung menyiarkannya. Padahal, apabila mereka
menyerahkannya kepada Allah dan pemimpin (ulil Amri) di antara mereka,
tentulah orang-orang yang ingin suatu kepastian tentang kebenarannya
akan mengetahuinya dari mereka. Dan sayalah yang memastikan
kebenaran berita tersebut, kemudian Allah Azza Wa Jalla menurunkan ayat
pilihan (yaitu Al Ahzab: 28-29). |
|
| وحَدَّثَنَا
هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
وَهْبٍ أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ يَعْنِي ابْنَ بِلَالٍ أَخْبَرَنِي
يَحْيَى أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ بْنُ حُنَيْنٍ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ
اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ يُحَدِّثُ قَالَ مَكَثْتُ سَنَةً وَأَنَا أُرِيدُ
أَنْ أَسْأَلَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ عَنْ آيَةٍ فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ
أَسْأَلَهُ هَيْبَةً لَهُ حَتَّى خَرَجَ حَاجًّا فَخَرَجْتُ مَعَهُ
فَلَمَّا رَجَعَ فَكُنَّا بِبَعْضِ الطَّرِيقِ عَدَلَ إِلَى الْأَرَاكِ
لِحَاجَةٍ لَهُ فَوَقَفْتُ لَهُ حَتَّى فَرَغَ ثُمَّ سِرْتُ مَعَهُ
فَقُلْتُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ مَنْ اللَّتَانِ تَظَاهَرَتَا عَلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَزْوَاجِهِ
فَقَالَ تِلْكَ حَفْصَةُ وَعَائِشَةُ قَالَ فَقُلْتُ لَهُ وَاللَّهِ إِنْ
كُنْتُ لَأُرِيدُ أَنْ أَسْأَلَكَ عَنْ هَذَا مُنْذُ سَنَةٍ فَمَا
أَسْتَطِيعُ هَيْبَةً لَكَ قَالَ فَلَا تَفْعَلْ مَا ظَنَنْتَ أَنَّ
عِنْدِي مِنْ عِلْمٍ فَسَلْنِي عَنْهُ فَإِنْ كُنْتُ أَعْلَمُهُ
أَخْبَرْتُكَ قَالَ وَقَالَ عُمَرُ وَاللَّهِ إِنْ كُنَّا فِي
الْجَاهِلِيَّةِ مَا نَعُدُّ لِلنِّسَاءِ أَمْرًا حَتَّى أَنْزَلَ اللَّهُ
تَعَالَى فِيهِنَّ مَا أَنْزَلَ وَقَسَمَ لَهُنَّ مَا قَسَمَ قَالَ
فَبَيْنَمَا أَنَا فِي أَمْرٍ أَأْتَمِرُهُ إِذْ قَالَتْ لِي امْرَأَتِي
لَوْ صَنَعْتَ كَذَا وَكَذَا فَقُلْتُ لَهَا وَمَا لَكِ أَنْتِ وَلِمَا
هَاهُنَا وَمَا تَكَلُّفُكِ فِي أَمْرٍ أُرِيدُهُ فَقَالَتْ لِي عَجَبًا
لَكَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ مَا تُرِيدُ أَنْ تُرَاجَعَ أَنْتَ وَإِنَّ
ابْنَتَكَ لَتُرَاجِعُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
حَتَّى يَظَلَّ يَوْمَهُ غَضْبَانَ قَالَ عُمَرُ فَآخُذُ رِدَائِي ثُمَّ
أَخْرُجُ مَكَانِي حَتَّى أَدْخُلَ عَلَى حَفْصَةَ فَقُلْتُ لَهَا يَا
بُنَيَّةُ إِنَّكِ لَتُرَاجِعِينَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى يَظَلَّ يَوْمَهُ غَضْبَانَ فَقَالَتْ حَفْصَةُ
وَاللَّهِ إِنَّا لَنُرَاجِعُهُ فَقُلْتُ تَعْلَمِينَ أَنِّي أُحَذِّرُكِ
عُقُوبَةَ اللَّهِ وَغَضَبَ رَسُولِهِ يَا بُنَيَّةُ لَا يَغُرَّنَّكِ
هَذِهِ الَّتِي قَدْ أَعْجَبَهَا حُسْنُهَا وَحُبُّ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاهَا ثُمَّ خَرَجْتُ حَتَّى
أَدْخُلَ عَلَى أُمِّ سَلَمَةَ لِقَرَابَتِي مِنْهَا فَكَلَّمْتُهَا
فَقَالَتْ لِي أُمُّ سَلَمَةَ عَجَبًا لَكَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ قَدْ
دَخَلْتَ فِي كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَبْتَغِيَ أَنْ تَدْخُلَ بَيْنَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَزْوَاجِهِ قَالَ
فَأَخَذَتْنِي أَخْذًا كَسَرَتْنِي عَنْ بَعْضِ مَا كُنْتُ أَجِدُ
فَخَرَجْتُ مِنْ عِنْدِهَا وَكَانَ لِي صَاحِبٌ مِنْ الْأَنْصَارِ إِذَا
غِبْتُ أَتَانِي بِالْخَبَرِ وَإِذَا غَابَ كُنْتُ أَنَا آتِيهِ
بِالْخَبَرِ وَنَحْنُ حِينَئِذٍ نَتَخَوَّفُ مَلِكًا مِنْ مُلُوكِ
غَسَّانَ ذُكِرَ لَنَا أَنَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَسِيرَ إِلَيْنَا فَقَدْ
امْتَلَأَتْ صُدُورُنَا مِنْهُ فَأَتَى صَاحِبِي الْأَنْصَارِيُّ يَدُقُّ
الْبَابَ وَقَالَ افْتَحْ افْتَحْ فَقُلْتُ جَاءَ الْغَسَّانِيُّ فَقَالَ
أَشَدُّ مِنْ ذَلِكَ اعْتَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَزْوَاجَهُ فَقُلْتُ رَغِمَ أَنْفُ حَفْصَةَ وَعَائِشَةَ ثُمَّ
آخُذُ ثَوْبِي فَأَخْرُجُ حَتَّى جِئْتُ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَشْرُبَةٍ لَهُ يُرْتَقَى إِلَيْهَا
بِعَجَلَةٍ وَغُلَامٌ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَسْوَدُ عَلَى رَأْسِ الدَّرَجَةِ فَقُلْتُ هَذَا عُمَرُ
فَأُذِنَ لِي قَالَ عُمَرُ فَقَصَصْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا الْحَدِيثَ فَلَمَّا بَلَغْتُ حَدِيثَ
أُمِّ سَلَمَةَ تَبَسَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَإِنَّهُ لَعَلَى حَصِيرٍ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ شَيْءٌ
وَتَحْتَ رَأْسِهِ وِسَادَةٌ مِنْ أَدَمٍ حَشْوُهَا لِيفٌ وَإِنَّ عِنْدَ
رِجْلَيْهِ قَرَظًا مَضْبُورًا وَعِنْدَ رَأْسِهِ أُهُبًا مُعَلَّقَةً
فَرَأَيْتُ أَثَرَ الْحَصِيرِ فِي جَنْبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَكَيْتُ فَقَالَ مَا يُبْكِيكَ فَقُلْتُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ كِسْرَى وَقَيْصَرَ فِيمَا هُمَا فِيهِ وَأَنْتَ
رَسُولُ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ لَهُمَا الدُّنْيَا وَلَكَ
الْآخِرَةُ
و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا
حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عُبَيْدِ
بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَقْبَلْتُ مَعَ عُمَرَ حَتَّى
إِذَا كُنَّا بِمَرِّ الظَّهْرَانِ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ كَنَحْوِ
حَدِيثِ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ قُلْتُ شَأْنُ
الْمَرْأَتَيْنِ قَالَ حَفْصَةُ وَأُمُّ سَلَمَةَ وَزَادَ فِيهِ
وَأَتَيْتُ الْحُجَرَ فَإِذَا فِي كُلِّ بَيْتٍ بُكَاءٌ وَزَادَ أَيْضًا
وَكَانَ آلَى مِنْهُنَّ شَهْرًا فَلَمَّا كَانَ تِسْعًا وَعِشْرِينَ
نَزَلَ إِلَيْهِنَّ |
| 19.31/2705. Telah menceritakan kepada kami Harun bin Sa'id Al Aili telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahb telah mengabarkan kepadaku Sulaiman yaitu Ibnu Bilal telah mengabarkan kepadaku Yahya telah mengabarkan kepadaku 'Ubaid bin Hunain bahwa dia mendengar Abdullah bin Abbas bercerita, Dia berkata; Telah setahun lamanya saya hendak bertanya kepada Umar bin Al Khaththab
tentang makna suatu ayat, tetapi saya tidak berani menanyakannya karena
wibawanya. Setelah musim haji tiba, dia pergi haji dan saya juga ikut
bersamanya. Ketika kami dalam perjalanan pulang, beliau mengambil jalan
lain karena ingin buang hajat, sedangkan saya menunggunya sampai dia
selesai. Kemudian saya kembali berjalan bersamanya. Kemudian saya
bertanya kepadanya; Wahai Amirul Mukminin, siapakah dua wanita dari
istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang bekerja sama
menentang kebijaksanaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Dia
menjawab; Mereka adalah Aisyah dan Hafshah. (Ibnu Abbas) berkata; Saya
berkata kepadanya; Demi Allah, sungguh saya hendak menanyakan kepadamu
semenjak setahun yang lalu, namun saya tidak berani menanyakannya
karena wibawamu. Dia berkata; Jangan seperti itu, jika kamu menduga
bahwa saya mengetahuinya, maka tanyakan langsung saja kepadaku, jika
ternyata saya mengetahuinya, akan saya jelaskan kepadamu. (Ibnu Abbas)
berkata; Lanjut Umar; Di masa Jahiliyah, kami tidak pernah mengikut
sertakan wanita dalam suatu urusan, sehingga telah tiba waktunya Allah
menentukan kedudukan dan peranan mereka, dia (Umar) melanjutkan;
Tatkala saya sedang memikirkan suatu urusan, tiba-tiba istriku berkata;
Bagaimana kalau kamu buat seperti ini dan seperti itu? Lalu kukatakan
padanya; Mana mungkin kamu tahu? Kamu tidak usah ikut campur dan
susah-susah memikirkan urusanku. Maka dia berkata kepadaku; Sungguh
aneh kamu wahai Ibnul Khaththab, kamu tidak mau bertukar pikiran
denganku! Padahal putrimu selalu bertukar pikiran dengan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam sampai pernah semalam dia bermarahan. Umar
berkata; Kemudian saya mengenakan pakaianku, kemudian saya pergi ke
rumah Hafshah. Lantas saya bertanya kepadanya; Wahai putriku, betulkah
kamu suka membantah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sehingga
semalam kamu pernah bermarah-marahan hingga semalan? Lalu Hafshah
menjawab; Demi Allah, sesungguhnya kami hanya bertukar pikiran,
kemudian saya menimpalinya; Wahai putriku, saya peringatkan kepadamu
siksa Allah dan kemurkaan Rasul-Nya, janganlah sekali-kali kamu cemburu
dengan kebanggaan seseorang karena kecantikannya dan cinta Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam terhadapnya. Kemudian saya keluar hingga
menemui Ummu Salamah, sebab dia masih dari kerabatku, lantas saya
ceritakan (kasus tersebut) kepadanya; Maka dia berkata kepadaku;
Sungguh aneh kamu wahai Ibnul Khaththab, kamu telah mencampuri segala
urusan sampai kepada urusan rumah tangga Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dan para istrinya. (Umar) berkata; Perkataan (Ummu Salamah)
sangat menyinggung perasaanku hingga sangat terkesan di hatiku.
Kemudian saya meninggalkannya. Dan saya memiliki seorang sahabat dari
Anshar yang saling memberi kabar jika salah satu dari kami tidak hadir.
Ketika itu kami sedang berjaga-jaga terhadap seorang raja dari
raja-raja Ghassan yang kabarnya hendak menyerang kami. Hati kami waktu
itu terpusat (pada serangan tersebut), tiba-tiba sahabat Ansharku
datang mengetuk pintu sambil berkata; buka pintu…buka pintu…! Saya
bertanya; Apakah pasukan Ghassan telah datang? Dia menjawab; Bahkan
lebih dari itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah
menjauhkan diri dari para istri beliau. Maka saya berkata; Celakalah
Hafshah dan Aisyah! Kemudian saya mengenakan pakaianku, lalu saya pergi
menemui beliau, ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada
di suatu ruangan yang dapat dinaiki dengan tangga, sedangkan pelayan
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang berkulit hitam berada di ujung
tangga, saya berkata; Saya adalah Umar, maka saya diizinkan masuk, lalu
saya ceritakan pertemuanku dengan Ummu Salamah kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pun tersenyum. Ternyata beliau habis tidur di atas tikar tanpa alas,
dengan berbantalkan kulit yang terbuat dari sabut. Dekat kaki beliau
terdapat sekantong biji qarazh dan di dekat kepalanya tergantung kulit
yang baru di samak. Saya melihat bekas tikar membekas di rusuk
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba mataku meneteskan
air mata, beliau bersabda: Apa yang membuatmu menangis?
Saya menjawab; Wahai Rasulullah, sesungguhnya Kisra (Persia) dan Kaisar
(Romawi) sedang bermewah-mewah dengan apa yang mereka miliki, sedangkan
anda adalah Rasulullah. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: Apakah kamu tidak rela, jika mereka memiliki dunia sedangkan kamu memiliki akhirat? Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami 'Affan telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah mengabarkan kepadaku Yahya bin Sa'id dari 'Ubaid bin Hunain dari Ibnu Abbas dia berkata; Saya kembali bersama Umar
hingga ketika kami sampai Marru Dzahran, kemudian dia melajutkan hadits
yang panjang sebagaimana haditsnya Sulaiman bin Bilal namun dia
mengatakan; (Ibnu Abbas) berkata; Saya bertanya mengenai dua wanita
(dari istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) yang menentang
beliau, dia (Umar) menjawab; Mereka adalah Hafshah dan Ummu Salamah.
Dan di tambahkan pula; Kemudian saya mendatangi setiap rumah
istri-istri beliau, ternyata setiap rumah terdengar suara tangisan. Dan
tambahannya lagi; Bahwa beliau bersumpah untuk tidak menemui
istri-istrinya selama sebulan, namun ketika hari ke dua puluh sembilan,
beliau turun untuk menemui mereka. |
|
| وو
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ
وَاللَّفْظُ لِأَبِي بَكْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ
عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ سَمِعَ عُبَيْدَ بْنَ حُنَيْنٍ وَهُوَ مَوْلَى
الْعَبَّاسِ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يَقُولُا
كُنْتُ أُرِيدُ أَنْ أَسْأَلَ عُمَرَ عَنْ الْمَرْأَتَيْنِ اللَّتَيْنِ
تَظَاهَرَتَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَلَبِثْتُ سَنَةً مَا أَجِدُ لَهُ مَوْضِعًا حَتَّى صَحِبْتُهُ
إِلَى مَكَّةَ فَلَمَّا كَانَ بِمَرِّ الظَّهْرَانِ ذَهَبَ يَقْضِي
حَاجَتَهُ فَقَالَ أَدْرِكْنِي بِإِدَاوَةٍ مِنْ مَاءٍ فَأَتَيْتُهُ بِهَا
فَلَمَّا قَضَى حَاجَتَهُ وَرَجَعَ ذَهَبْتُ أَصُبُّ عَلَيْهِ وَذَكَرْتُ
فَقُلْتُ لَهُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ مَنْ الْمَرْأَتَانِ فَمَا
قَضَيْتُ كَلَامِي حَتَّى قَالَ عَائِشَةُ وَحَفْصَةُ |
| 19.32/2706. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb sedangkan laflaznya dari Abu Bakar keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Yahya bin Sa'id bahwa dia mendengar Ubaid bin Hunain dia adalah mantan sahaya Abbas, dia berkata; Saya mendengar Ibnu Abbas berkata; Saya hendak bertanya kepada Umar
mengenai dua orang wanita (istri Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam) yang pernah membuat makar kepada beliau pada masa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, dan telah setahun lamanya saya belum
mendapatkan jawaban hingga akhirnya saya menemani Umar ke Makkah,
tatkala sampai Marru Dzahran, dia pergi ke suatu tempat untuk buang
hajat, dia berkata; Siapkanlah untukku bejana yang berisi air, lantas
saya memberinya, setelah dia selesai menunaikan hajatnya, dia pun
kembali dan saya pergi untuk menyusulnya, kemudian saya bertanya
kepadanya; Wahai amirul mukminin, siapakah dua istri (Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam) yang … belum sempat saya meneruskan
pembicaraanku, hingga dia berkata; 'Aisyah dan Hafshah. |
|
| وو
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ
أَبِي عُمَرَ وَتَقَارَبَا فِي لَفْظِ الْحَدِيثِ قَالَ ابْنُ أَبِي
عُمَرَ حَدَّثَنَا و قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ
أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي ثَوْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
لَمْ أَزَلْ حَرِيصًا أَنْ أَسْأَلَ عُمَرَ عَنْ الْمَرْأَتَيْنِ مِنْ
أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّتَيْنِ
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى
{ إِنْ تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا }
حَتَّى حَجَّ عُمَرُ وَحَجَجْتُ مَعَهُ فَلَمَّا كُنَّا بِبَعْضِ
الطَّرِيقِ عَدَلَ عُمَرُ وَعَدَلْتُ مَعَهُ بِالْإِدَاوَةِ فَتَبَرَّزَ
ثُمَّ أَتَانِي فَسَكَبْتُ عَلَى يَدَيْهِ فَتَوَضَّأَ فَقُلْتُ يَا
أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ مَنْ الْمَرْأَتَانِ مِنْ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّتَانِ قَالَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ لَهُمَا
{ إِنْ تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا }
قَالَ عُمَرُ وَاعَجَبًا لَكَ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ قَالَ الزُّهْرِيُّ
كَرِهَ وَاللَّهِ مَا سَأَلَهُ عَنْهُ وَلَمْ يَكْتُمْهُ قَالَ هِيَ
حَفْصَةُ وَعَائِشَةُ ثُمَّ أَخَذَ يَسُوقُ الْحَدِيثَ قَالَ كُنَّا
مَعْشَرَ قُرَيْشٍ قَوْمًا نَغْلِبُ النِّسَاءَ فَلَمَّا قَدِمْنَا
الْمَدِينَةَ وَجَدْنَا قَوْمًا تَغْلِبُهُمْ نِسَاؤُهُمْ فَطَفِقَ
نِسَاؤُنَا يَتَعَلَّمْنَ مِنْ نِسَائِهِمْ قَالَ وَكَانَ مَنْزِلِي فِي
بَنِي أُمَيَّةَ بْنِ زَيْدٍ بِالْعَوَالِي فَتَغَضَّبْتُ يَوْمًا عَلَى
امْرَأَتِي فَإِذَا هِيَ تُرَاجِعُنِي فَأَنْكَرْتُ أَنْ تُرَاجِعَنِي
فَقَالَتْ مَا تُنْكِرُ أَنْ أُرَاجِعَكَ فَوَاللَّهِ إِنَّ أَزْوَاجَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُرَاجِعْنَهُ
وَتَهْجُرُهُ إِحْدَاهُنَّ الْيَوْمَ إِلَى اللَّيْلِ فَانْطَلَقْتُ
فَدَخَلْتُ عَلَى حَفْصَةَ فَقُلْتُ أَتُرَاجِعِينَ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ نَعَمْ فَقُلْتُ
أَتَهْجُرُهُ إِحْدَاكُنَّ الْيَوْمَ إِلَى اللَّيْلِ قَالَتْ نَعَمْ
قُلْتُ قَدْ خَابَ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ مِنْكُنَّ وَخَسِرَ أَفَتَأْمَنُ
إِحْدَاكُنَّ أَنْ يَغْضَبَ اللَّهُ عَلَيْهَا لِغَضَبِ رَسُولِهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هِيَ قَدْ هَلَكَتْ لَا تُرَاجِعِي
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا تَسْأَلِيهِ
شَيْئًا وَسَلِينِي مَا بَدَا لَكِ وَلَا يَغُرَّنَّكِ أَنْ كَانَتْ
جَارَتُكِ هِيَ أَوْسَمَ وَأَحَبَّ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْكِ يُرِيدُ عَائِشَةَ قَالَ وَكَانَ لِي جَارٌ
مِنْ الْأَنْصَارِ فَكُنَّا نَتَنَاوَبُ النُّزُولَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَنْزِلُ يَوْمًا وَأَنْزِلُ يَوْمًا
فَيَأْتِينِي بِخَبَرِ الْوَحْيِ وَغَيْرِهِ وَآتِيهِ بِمِثْلِ ذَلِكَ
وَكُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّ غَسَّانَ تُنْعِلُ الْخَيْلَ لِتَغْزُوَنَا
فَنَزَلَ صَاحِبِي ثُمَّ أَتَانِي عِشَاءً فَضَرَبَ بَابِي ثُمَّ
نَادَانِي فَخَرَجْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ حَدَثَ أَمْرٌ عَظِيمٌ قُلْتُ
مَاذَا أَجَاءَتْ غَسَّانُ قَالَ لَا بَلْ أَعْظَمُ مِنْ ذَلِكَ
وَأَطْوَلُ طَلَّقَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نِسَاءَهُ فَقُلْتُ قَدْ خَابَتْ حَفْصَةُ وَخَسِرَتْ قَدْ كُنْتُ أَظُنُّ
هَذَا كَائِنًا حَتَّى إِذَا صَلَّيْتُ الصُّبْحَ شَدَدْتُ عَلَيَّ
ثِيَابِي ثُمَّ نَزَلْتُ فَدَخَلْتُ عَلَى حَفْصَةَ وَهِيَ تَبْكِي
فَقُلْتُ أَطَلَّقَكُنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَتْ لَا أَدْرِي هَا هُوَ ذَا مُعْتَزِلٌ فِي هَذِهِ
الْمَشْرُبَةِ فَأَتَيْتُ غُلَامًا لَهُ أَسْوَدَ فَقُلْتُ اسْتَأْذِنْ
لِعُمَرَ فَدَخَلَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَيَّ فَقَالَ قَدْ ذَكَرْتُكَ لَهُ
فَصَمَتَ فَانْطَلَقْتُ حَتَّى انْتَهَيْتُ إِلَى الْمِنْبَرِ فَجَلَسْتُ
فَإِذَا عِنْدَهُ رَهْطٌ جُلُوسٌ يَبْكِي بَعْضُهُمْ فَجَلَسْتُ قَلِيلًا
ثُمَّ غَلَبَنِي مَا أَجِدُ ثُمَّ أَتَيْتُ الْغُلَامَ فَقُلْتُ
اسْتَأْذِنْ لِعُمَرَ فَدَخَلَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَيَّ فَقَالَ قَدْ
ذَكَرْتُكَ لَهُ فَصَمَتَ فَوَلَّيْتُ مُدْبِرًا فَإِذَا الْغُلَامُ
يَدْعُونِي فَقَالَ ادْخُلْ فَقَدْ أَذِنَ لَكَ فَدَخَلْتُ فَسَلَّمْتُ
عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هُوَ
مُتَّكِئٌ عَلَى رَمْلِ حَصِيرٍ قَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ فَقُلْتُ
أَطَلَّقْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ نِسَاءَكَ فَرَفَعَ رَأْسَهُ إِلَيَّ
وَقَالَ لَا فَقُلْتُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَوْ رَأَيْتَنَا يَا رَسُولَ
اللَّهِ وَكُنَّا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ قَوْمًا نَغْلِبُ النِّسَاءَ فَلَمَّا
قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ وَجَدْنَا قَوْمًا تَغْلِبُهُمْ نِسَاؤُهُمْ
فَطَفِقَ نِسَاؤُنَا يَتَعَلَّمْنَ مِنْ نِسَائِهِمْ فَتَغَضَّبْتُ عَلَى
امْرَأَتِي يَوْمًا فَإِذَا هِيَ تُرَاجِعُنِي فَأَنْكَرْتُ أَنْ
تُرَاجِعَنِي فَقَالَتْ مَا تُنْكِرُ أَنْ أُرَاجِعَكَ فَوَاللَّهِ إِنَّ
أَزْوَاجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُرَاجِعْنَهُ
وَتَهْجُرُهُ إِحْدَاهُنَّ الْيَوْمَ إِلَى اللَّيْلِ فَقُلْتُ قَدْ خَابَ
مَنْ فَعَلَ ذَلِكِ مِنْهُنَّ وَخَسِرَ أَفَتَأْمَنُ إِحْدَاهُنَّ أَنْ
يَغْضَبَ اللَّهُ عَلَيْهَا لِغَضَبِ رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَإِذَا هِيَ قَدْ هَلَكَتْ فَتَبَسَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ دَخَلْتُ
عَلَى حَفْصَةَ فَقُلْتُ لَا يَغُرَّنَّكِ أَنْ كَانَتْ جَارَتُكِ هِيَ
أَوْسَمُ مِنْكِ وَأَحَبُّ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مِنْكِ فَتَبَسَّمَ أُخْرَى فَقُلْتُ أَسْتَأْنِسُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ قَالَ نَعَمْ فَجَلَسْتُ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فِي الْبَيْتِ
فَوَاللَّهِ مَا رَأَيْتُ فِيهِ شَيْئًا يَرُدُّ الْبَصَرَ إِلَّا أُهَبًا
ثَلَاثَةً فَقُلْتُ ادْعُ اللَّهَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ يُوَسِّعَ
عَلَى أُمَّتِكَ فَقَدْ وَسَّعَ عَلَى فَارِسَ وَالرُّومِ وَهُمْ لَا
يَعْبُدُونَ اللَّهَ فَاسْتَوَى جَالِسًا ثُمَّ قَالَ أَفِي شَكٍّ أَنْتَ
يَا ابْنَ الْخَطَّابِ أُولَئِكَ قَوْمٌ عُجِّلَتْ لَهُمْ طَيِّبَاتُهُمْ
فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَقُلْتُ اسْتَغْفِرْ لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ
وَكَانَ أَقْسَمَ أَنْ لَا يَدْخُلَ عَلَيْهِنَّ شَهْرًا مِنْ شِدَّةِ
مَوْجِدَتِهِ عَلَيْهِنَّ حَتَّى عَاتَبَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ |
| 19.33/2707. Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al Handlali dan Muhammad bin Abi Umar
sedangkan lafazh haditsnya hampir sama, dia berkata; Ibnu Abi Umar
berkata; Telah menceritakan kepada kami. Sedangkan Ishaq mengatakan;
Telah mengabarkan kepada kami Abdur Razzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari 'Ubaidillah bin Abdillah bin Abu Tsaur dari Ibnu Abbas dia berkata; Saya selalu menunggu kesempatan untuk bertanya kepada Umar bin Al Khaththab tentang dua orang istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam disebutkan oleh Allah Ta'ala yaitu: Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hatimu berdua telah condong untuk menerima kebaikan.
Tatkala Umar melaksanakan ibadah haji, saya ikut bersama dengannya.
Dalam perjalanan, tiba-tiba Umar menyimpang (untuk buang hajat) dan
saya menyimpang pula mengikutinya dengan membawa bejana. Setelah
selesai, saya tuangkan air ke tangannya, lalu dia berwudhu'. Sesudah
itu saya bertanya; Wahai Amirul Mukminin, siapakah dua orang istri Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam yang disebut Allah dalam FirmanNya: Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hatimu berdua telah condong untuk menerima kebaikan.
Jawab Umar; Kamu ini aneh, wahai Ibnu Abbas, keduanya itu adalah
Hafshah dan 'Aisyah. Kemudian Umar melanjutkan; Dahulu kami suku
Quraisy adalah suku yang berkuasa atas wanita. Setelah kami datang ke
Madinah, justru kami dapati para wanitalah yang berkuasa di sana, sudah
tentu wanita-wanita kami belajar dari mereka. Ketika itu, rumahku
berada di perbukitan dalam perkampungan Bani 'Umayyah Ibnu Zaid. Pada
suatu hari, saya memerahi istriku, akan tetapi dia tidak mau di marahi
lagi, lalu melawan kemarahanku. Namun saya tidak mau dibantah, dia
berkata; Kenapa kamu tidak mau untuk dibantah? Sedangkan para istri
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah membantah beliau, bahkan salah
seorang dari mereka ada yang sampai menjauhkan diri sehari hingga
malam. Kemudian saya pergi ke rumah Hafshah dan bertanya kepadanya;
Betulkah kamu suka membantah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?
Dia menjawab; Ya, pernah. Betulkah salah seorang di antara kalian
sampai menjauhkan diri dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
sampai semalaman? Dia menjawab; Ya. Saya berkata; Sungguh sia-sia dan
merugilah orang-orang yang berbuat demikian. Adakah kamu merasa aman
dari murka Allah karena kemarahan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam? Sebab dia pasti akan binasa. Oleh karena itu, janganlah kamu
membantah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan jangan pula kamu
meminta dari sesuatu yang tidak beliau miliki. Mintalah kepadaku apa
yang kamu perlukan, dan janganlah kamu cemburu karena tetanggamu
(Aisyah) lebih cantik dan lebih dicintai Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam daripada dirimu sendiri. Umar melanjutkan; Saya mempunyai
tetangga Anshar, di mana kami selalu bergantian menunggu berita dekat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kalau ada wahyu turun, sehari
dia menunggu dan mengabarkan kepadaku jika ada wahyu turun, besok hari
saya ganti yang menunggu dan mengabarkannya jika ada wahyu turun. Kami
pernah bercakap-cakap bahwa raja Ghassan telah bersiap-siap hendak
menyerang kami. Lalu sahabatku menemui Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam seperti biasa, dan baru kembali setelah isya'. Tiba-tiba dia
mengetuk pintu sambil memanggilku, saya segera keluar untuk menemuinya.
Dia berkata; Telah terjadi suatu peristiwa yang sangat besar. Saya
bertanya; Apakah raja Ghassan telah menyerang? Jawabnya; Bahkan lebih
besar daripada itu. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menceraikan
para istrinya. Saya berkata; Sungguh malang dan merugilah Hafshah, saya
telah menduga bahwa kasus ini akan terjadi. Setelah Shalat Shubuh,
kukenakan pakaianku lalu saya pergi ke rumah Hafshah, saya dapati dia
sedang menangis. Kemudian saya bertanya; Betulkah kamu semua telah di
ceraikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Dia menjawab;
Saya tidak tahu, tetapi yang pasti beliau mengasingkan diri di ruangan
tempat khusus beliau. Lantas saya menemui pelayan beliau, seorang yang
berkulit hitam. Saya berkata; Mintakanlah izin kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, Umar ingin bertemu dengan beliau. Pelayan
itu masuk, lalu keluar lagi menemuiku. Katanya; Saya telah
menyampaikannya kepada beliau, namun beliau tetap diam saja. Karena itu
saya pergi, setelah saya sampai di dekat mimbar, saya duduk. Di sana
saya dapati banyak orang yang telah duduk, bahkan sebagian mereka ada
yang menangis. Setelah duduk sebentar, perasaanku (untuk bertemu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) sangat mempengaruhiku. Maka
saya mendatangi lagi pelayan tersebut, seraya berkata; Mintakan izin
bagi Umar. Pelayan itu pun masuk, lalu keluar lagi menemuiku, dia
berkata; Pesan anda sudah saya sampaikan, tetapi beliau tetap diam
saja. Ketika saya hendak berajak pergi, tiba-tiba pelayan tersebut
memnaggilku; Katanya; Silahkan anda masuk! Beliau telah mengizinkan.
Saya segera masuk dan memberi salam kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Ketika itu saya melihat beliau sedang berbaring di
atas tikar anyaman, dan tikarnya membekas di rusuk beliau. Saya
bertanya; Betulkah anda telah menceraikan para istri anda wahai
Rasulullah? Beliau lalu menegakkan kepalanya seraya bersabda: Tidak.
Saya berkata; Allahu akbar … Allahu akbar. Tentunya anda telah
memaklumi wahai Rasulullah, bahwa kita kaum Quraisy adalah suatu kaum
yang berkuasa atas wanita. Maka tatkala kita berhijrah ke Madinah, kita
dapati kaum wanitanya yang menguasai kaum laki-laki. Sudah tentu
wanita-wanita kita belajar dari mereka. Pada suatu hari saya memarahi
istriku, tetapi dia membantahku. Kemudian saya menyalahkannya karena
dia telah membantahku. Lalu dia menjawab; Kamu tidak bisa
menyalahkanku, demi Allah, sesungguhnya para istri Nabi shallallahu
'alaihi wasallam juga pernah membantah beliau, bahkan salah seorang di
antaranya ada yang menjauhi beliau sampai larut malam. Maka saya
menjawabnya; Sungguh malang dan merugilah siapa yang berbuat demikian.
Apakah dia merasa aman dengan murka Allah karena kemarahan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam! Mendengar ucapanku itu, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum. Saya melanjutkan; Wahai
Rasulullah, saya baru saja datang dari rumah Hafshah, lalu saya berkata
kepadanya; Janganlah kamu terpengaruh jika ada tetanggamu (madumu) yang
lebih cantik dan lebih dicintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
daripadamu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum pula
mendengarnya. Saya berkata; Saya mohon izin wahai Rasulullah (untuk
tinggal lebih lama di sini). Beliau menjawab; Ya, boleh.
Lalu saya duduk sambil mendongakkan kepalaku melihat keadaan di
sekitarku. Demi Allah, tidak ada sesuatu pun yang kelihatan selain tiga
kantong. Lalu saya berkata; Berdo'alah kepada Allah wahai Rasulullah,
semoga Dia melapangkan kehidupan untuk ummat anda. Sebab Allah Ta'la
telah melapangkan penghidupan bangsa Persia dan Romawi, sedangkan
mereka bangsa yang tidak menyembah Allah Azza wa Jalla. Mendengar
penuturanku itu, beliau duduk, kemudian beliau bersabda: Apakah
kamu masih ragu wahai Ibnul Khaththab! Mereka memang disegerakan untuk
menerima segala kebaikan dalam hidup di dunia (tapi mereka tidak akan
memperoleh kehidupan akhirat -pent). Saya berkata; Mohonkanlah ampun untukku wahai Rasulullah!
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersumpah untuk tidak
pulang ke rumah para istrinya selama sebulan, karena sangat tersinggung
oleh tingkah laku mereka, sehingga beliau mendapatkan teguran dari
Allah Azza Wa Jalla. |
|
| وقَالَ
الزُّهْرِيُّ فَأَخْبَرَنِي عُرْوَةُ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
لَمَّا مَضَى تِسْعٌ وَعِشْرُونَ لَيْلَةً دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَدَأَ بِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنَّكَ أَقْسَمْتَ أَنْ لَا تَدْخُلَ عَلَيْنَا شَهْرًا
وَإِنَّكَ دَخَلْتَ مِنْ تِسْعٍ وَعِشْرِينَ أَعُدُّهُنَّ فَقَالَ إِنَّ
الشَّهْرَ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ ثُمَّ قَالَ يَا عَائِشَةُ إِنِّي ذَاكِرٌ
لَكِ أَمْرًا فَلَا عَلَيْكِ أَنْ لَا تَعْجَلِي فِيهِ حَتَّى
تَسْتَأْمِرِي أَبَوَيْكِ ثُمَّ قَرَأَ عَلَيَّ الْآيَةَ
{ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ حَتَّى بَلَغَ أَجْرًا
عَظِيمًا }
قَالَتْ عَائِشَةُ قَدْ عَلِمَ وَاللَّهِ أَنَّ أَبَوَيَّ لَمْ يَكُونَا
لِيَأْمُرَانِي بِفِرَاقِهِ قَالَتْ فَقُلْتُ أَوَ فِي هَذَا أَسْتَأْمِرُ
أَبَوَيَّ فَإِنِّي أُرِيدُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ
قَالَ مَعْمَرٌ فَأَخْبَرَنِي أَيُّوبُ أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ لَا
تُخْبِرْ نِسَاءَكَ أَنِّي اخْتَرْتُكَ فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ أَرْسَلَنِي مُبَلِّغًا وَلَمْ
يُرْسِلْنِي مُتَعَنِّتًا قَالَ قَتَادَةُ
{ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا }
مَالَتْ قُلُوبُكُمَا |
| 19.34/2708. Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al Handlali dan Muhammad bin Abi Umar
sedangkan lafazh haditsnya hampir sama, dia berkata; Ibnu Abi Umar
berkata; Telah menceritakan kepada kami. Sedangkan Ishaq mengatakan;
Telah mengabarkan kepada kami Abdur Razzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri berkata; Telah mengabarkan kepadaku Urwah dari 'Aisyah
dia berkata; Ketika telah berlalu dua puluh sembilan malam, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pertama kalinya menemuiku, maka saya
bertanya; Wahai Rasulullah, anda telah bersumpah untuk tidak menemui
kami selama sebulan, akan tetapi baru dua puluh sembilan hari saya
menghitungnya, anda sudah menemuiku. Beliau bersabda: Sesungguhnya sebulan itu dua puluh sembilan hari. Kemudian beliau melanjutkan: Wahai
'Aisyah, sesungguhnya saya akan mengemukakan suatu perkara, maka
janganlah kamu tergesa-gesa memutuskannya sebelum kamu bermusyawarah
dengan kedua orang tuamu. Kemudian beliau membacakan ayat kepadaku, yaitu: Wahai Nabi, katakanlah kepada para istrimu -sampai pada ayat- pahala yang besar.
Aisyah berkata; Sungguh beliau telah mengetahui, demi Allah
sesungguhnya kedua orang tuaku tidak akan mengizinkanku untuk berpisah
dengannya. Dia (Aisyah) melanjutkan; Saya berkata; Apakah dengan urusan
ini anda menyuruhku meminta pendapat dengan kedua orang tuaku!
Sesungguhnya saya memilih Allah, Rasul-Nya dan kampung akhirat. Ma'mar berkata; Telah mengabarkan kepadaku Ayyub bahwasannya 'Aisyah
berkata; Janganlah anda mengabarkan kepada istri-istrimu yang lain
kalau saya memilih anda. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
kepadanya: Sesungguhnya Allah mengutusku sebagai orang yang menyampaikan dan tidak mengutusku sebagai orang yang menyusahkan. Qatadah mengatakan; Maksud dari kalimat in shaghat qulubukuma, yakni: Hatimu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan). |
|
| وحَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ يَزِيدَ مَوْلَى الْأَسْوَدِ بْنِ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ
بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ
أَنَّ أَبَا عَمْرِو بْنَ حَفْصٍ طَلَّقَهَا الْبَتَّةَ وَهُوَ غَائِبٌ
فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا وَكِيلُهُ بِشَعِيرٍ فَسَخِطَتْهُ فَقَالَ وَاللَّهِ
مَا لَكِ عَلَيْنَا مِنْ شَيْءٍ فَجَاءَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَتْ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ لَيْسَ لَكِ عَلَيْهِ
نَفَقَةٌ فَأَمَرَهَا أَنْ تَعْتَدَّ فِي بَيْتِ أُمِّ شَرِيكٍ ثُمَّ
قَالَ تِلْكِ امْرَأَةٌ يَغْشَاهَا أَصْحَابِي اعْتَدِّي عِنْدَ ابْنِ
أُمِّ مَكْتُومٍ فَإِنَّهُ رَجُلٌ أَعْمَى تَضَعِينَ ثِيَابَكِ فَإِذَا
حَلَلْتِ فَآذِنِينِي قَالَتْ فَلَمَّا حَلَلْتُ ذَكَرْتُ لَهُ أَنَّ
مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِي سُفْيَانَ وَأَبَا جَهْمٍ خَطَبَانِي فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا أَبُو جَهْمٍ
فَلَا يَضَعُ عَصَاهُ عَنْ عَاتِقِهِ وَأَمَّا مُعَاوِيَةُ فَصُعْلُوكٌ
لَا مَالَ لَهُ انْكِحِي أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ فَكَرِهْتُهُ ثُمَّ قَالَ
انْكِحِي أُسَامَةَ فَنَكَحْتُهُ فَجَعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا
وَاغْتَبَطْتُ |
| 19.35/2709. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata; Saya membaca di hadapan Malik dari Abdullah bin Yazid mantan sahaya Al Aswad bin Sufyan, dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Fathimah binti Qais
bahwa Abu Amru bin Hafsh telah menceraikannya dengan talak tiga,
sedangkan dia jauh darinya, lantas dia mengutus seorang wakil kepadanya
(Fathimah) dengan membawa gandum, (Fathimah) pun menolaknya. Maka
(Wakil 'Amru) berkata; Demi Allah, kami tidak punya kewajiban apa-apa
lagi terhadapmu. Karena itu, Fathimah menemui Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam untuk menanyakan hal itu kepada beliau, beliau
bersabda: Memang, dia tidak wajib lagi memberikan nafkah. Sesudah itu, beliau menyuruhnya untuk menghabiskan masa iddahnya di rumah Ummu Syarik. Tetapi kemudian beliau bersabda: Dia
adalah wanita yang sering dikunjungi oleh para sahabatku, oleh karena
itu, tunggulah masa iddahmu di rumah Ibnu Ummi Maktum, sebab dia adalah
laki-laki yang buta, kamu bebas menaruh pakaianmu di sana, jika kamu
telah halal (selesai masa iddah), beritahukanlah kepadaku. Dia
(Fathimah) berkata; Setelah masa iddahku selesai, kuberitahukan hal itu
kepada beliau bahwa Mu'awiyah bin Abi Sufyan dan Abu Al Jahm telah
melamarku, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Abu
Jahm adalah orang yang tidak pernah meninggalkan tongkatnya dari
lehernya (suka memukul -pent), sedangkan Mu'awiyah adalah orang yang
miskin, tidak memiliki harta, karena itu nikahlah dengan Usamah bin
Zaid. Namun saya tidak menyukainya, beliau tetap bersabda: Nikahlah dengan Usamah. Lalu saya menikah dengan Usamah, Allah telah memberikan limpahan kebaikan padanya hingga bahagia. |
|
| وحَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ
أَبِي حَازِمٍ وَقَالَ قُتَيْبَةُ أَيْضًا حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ يَعْنِي
ابْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْقَارِيَّ كِلَيْهِمَا عَنْ أَبِي حَازِمٍ
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ
أَنَّهُ طَلَّقَهَا زَوْجُهَا فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ أَنْفَقَ عَلَيْهَا نَفَقَةَ دُونٍ فَلَمَّا
رَأَتْ ذَلِكَ قَالَتْ وَاللَّهِ لَأُعْلِمَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنْ كَانَ لِي نَفَقَةٌ أَخَذْتُ الَّذِي
يُصْلِحُنِي وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لِي نَفَقَةٌ لَمْ آخُذْ مِنْهُ شَيْئًا
قَالَتْ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ لَا نَفَقَةَ لَكِ وَلَا سُكْنَى |
| 19.36/2710. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz yaitu Ibnu Abi Hazim. Dan Qutaibah juga berkata; Telah menceritakan kepada kami Ya'qub, yaitu Ibnu Abdirrahman Al Qari, sedangkan keduanya dari Abu Hazim dari Abu Salamah dari Fathimah binti Qais
bahwa dia telah diceraikan oleh suaminya pada zaman Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, kemudian (suaminya) memberi nafkah untuk dirinya
kurang dari biasanya. setelah mengetahui hal itu, dia berkata; Demi
Allah, sungguh saya akan meberitahukan hal ini kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, jika sekiranya saya masih berhak
mendapatkannya dari mantas suamiku, maka saya akan mengambilnya untuk
memperbaiki kehidupanku, namun jika saya tidak berhak mendapatkan
nafkahnya lagi, maka saya tidak akan mengambilnya sedikit pun. Dia
berkata; Lantas saya beritahukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, maka beliau bersabda: Kamu tidak berhak lagi mendapatkan nafkah dan tempat tinggal darinya. |
|
| وحَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ أَبِي
أَنَسٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ أَنَّهُ قَالَ سَأَلْتُ فَاطِمَةَ بِنْتَ
قَيْسٍ فَأَخْبَرَتْنِي
أَنَّ زَوْجَهَا الْمَخْزُومِيَّ طَلَّقَهَا فَأَبَى أَنْ يُنْفِقَ
عَلَيْهَا فَجَاءَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَتْهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا نَفَقَةَ لَكِ فَانْتَقِلِي فَاذْهَبِي إِلَى
ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ فَكُونِي عِنْدَهُ فَإِنَّهُ رَجُلٌ أَعْمَى
تَضَعِينَ ثِيَابَكِ عِنْدَهُ |
| 19.37/2711. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Laits dari 'Imran bin Abi Anas dari Abu Salamah bahwa dia berkata; Saya pernah bertanya kepada Fathimah binti Qais
lantas dia mengabarkan kepadaku bahwa suaminya yaitu Al Mahzumi telah
menceraikannya dan dia enggan untuk memberikan nafkah kepadanya mantan
istrinya, maka (mantan istrinya) datang kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dan memberitahukan hal itu kepada beliau, maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Memang,
kamu sudah tidak berhak lagi menerima nafkah darinya, oleh karena itu
pergilah dan tinggalah di rumah Ibnu Ummi Maktum, karena dia adalah
laki-laki yang buta, hingga kamu bebas menaruh pakaianmu. |
|
| وو
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ
حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ أَبِي كَثِيرٍ
أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ أُخْتَ
الضَّحَّاكِ بْنِ قَيْسٍ أَخْبَرَتْهُ
أَنَّ أَبَا حَفْصِ بْنَ الْمُغِيرَةِ الْمَخْزُومِيَّ طَلَّقَهَا
ثَلَاثًا ثُمَّ انْطَلَقَ إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ لَهَا أَهْلُهُ لَيْسَ
لَكِ عَلَيْنَا نَفَقَةٌ فَانْطَلَقَ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ فِي نَفَرٍ
فَأَتَوْا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَيْتِ
مَيْمُونَةَ فَقَالُوا إِنَّ أَبَا حَفْصٍ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ ثَلَاثًا
فَهَلْ لَهَا مِنْ نَفَقَةٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَتْ لَهَا نَفَقَةٌ وَعَلَيْهَا الْعِدَّةُ
وَأَرْسَلَ إِلَيْهَا أَنْ لَا تَسْبِقِينِي بِنَفْسِكِ وَأَمَرَهَا أَنْ
تَنْتَقِلَ إِلَى أُمِّ شَرِيكٍ ثُمَّ أَرْسَلَ إِلَيْهَا أَنَّ أُمَّ
شَرِيكٍ يَأْتِيهَا الْمُهَاجِرُونَ الْأَوَّلُونَ فَانْطَلِقِي إِلَى
ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ الْأَعْمَى فَإِنَّكِ إِذَا وَضَعْتِ خِمَارَكِ
لَمْ يَرَكِ فَانْطَلَقَتْ إِلَيْهِ فَلَمَّا مَضَتْ عِدَّتُهَا
أَنْكَحَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُسَامَةَ
بْنَ زَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَابْنُ
حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ يَعْنُونَ ابْنَ جَعْفَرٍ عَنْ
مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ
ح و حَدَّثَنَاه أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ بِشْرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ
عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ قَالَ كَتَبْتُ ذَلِكَ مِنْ فِيهَا كِتَابًا
قَالَتْ كُنْتُ عِنْدَ رَجُلٍ مِنْ بَنِي مَخْزُومٍ فَطَلَّقَنِي
الْبَتَّةَ فَأَرْسَلْتُ إِلَى أَهْلِهِ أَبْتَغِي النَّفَقَةَ
وَاقْتَصُّوا الْحَدِيثَ بِمَعْنَى حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ غَيْرَ أَنَّ فِي حَدِيثِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو لَا
تَفُوتِينَا بِنَفْسِكِ |
| 19.38/2712. Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Syaiban dari Yahya, dia adalah Ibnu Abi Katsir, telah menceritakan kepadaku Abu Salamah bahwa Fathimah binti Qais
saudara perempuan Ad Dhahak bin Qais, telah mengabarkan kepadanya;
Bahwa Abu Hafsh bin Mughirah Al Mahzumi telah menceraikannya dengan
talak tiga, kemudian dia pergi ke Yaman, lantas keluarga (Al Mahzumi)
berkata kepada istrinya; Kamu tidak berhak lagi menerima nafkah
darinya. Kemudian Khalid bin Walid bersama suatu rombongan mendatangi
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata; Sesungguhnya
Abu Hafsh telah menceraikan istrinya dengan talak tiga, apakah istrinya
masih berhak menerima nafkah darinya? Jawab Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam: Dia tidak berhak lagi menerima nafkah (dari mantan suaminya), suruhlah dia menunggu masa iddahnya.
Lantas beliau mengutus seseorang untuk menemuinya yaitu agar tidak
tergesa-gesa (sebelum beliau memutuskan perkaranya) dan menyuruhnya
untuk tinggal di rumah Ummu Syarik, tidak lama setelah itu, beliau
mengutus seseorang untuk menemuinya lagi bahwa Ummu Syarik sering
kedatangan tamu dari orang-orang Muhajirin yang pertama, maka pindahlah
ke rumah Ibnu Ummi Maktum yang telah buta matanya, sebab jika kamu
menanggalkan kerudungmu, dia tidak akan melihatmu. Kemudian dia pindah
ke rumah (Ibnu Ummi Maktum), setelah masa iddahnya habis, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menikahkannya dengan Usamah bin Zaid bin
Haritsah. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub, Qutaibah bin Sa'id dan Ibnu Hujr mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far dari Muhammad bin Amru dari Abu Salamah dari Fathimah bnti Qais. Dan diriwayatkan dari jalur lain; Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bisyr telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Amru telah menceritakan kepada kami Abu Salamah dari Fathimah binti Qais
dia berkata; Saya menulis hal itu dalam sebuah kitab, (Fathimah)
berkata; Saya berada dalam tanggungan seorang laki-laki dari Bani
Mahzum, lalu dia menceraikanku dengan talak tiga, kemudian saya
mengutus seseorang untuk pergi kepada keluarganya untuk meminta nafkah
bagiku. Kemudian mereka menceritakan hadits tersebut dengan makna
hadits Yahya bin Abi Katsir dari Abu Salamah, namun dalam hadits
Muhammad bin 'Amru disebutkan; Janganlah kamu mendahului kami (dalam memutuskan urusanmu). |
|
| وحَدَّثَنَا
حَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ جَمِيعًا
عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ
صَالِحٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ أَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ عَوْفٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ أَخْبَرَتْهُ
أَنَّهَا كَانَتْ تَحْتَ أَبِي عَمْرِو بْنِ حَفْصِ بْنِ الْمُغِيرَةِ
فَطَلَّقَهَا آخِرَ ثَلَاثِ تَطْلِيقَاتٍ فَزَعَمَتْ أَنَّهَا جَاءَتْ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْتَفْتِيهِ فِي
خُرُوجِهَا مِنْ بَيْتِهَا فَأَمَرَهَا أَنْ تَنْتَقِلَ إِلَى ابْنِ أُمِّ
مَكْتُومٍ الْأَعْمَى فَأَبَى مَرْوَانُ أَنْ يُصَدِّقَهُ فِي خُرُوجِ
الْمُطَلَّقَةِ مِنْ بَيْتِهَا
و قَالَ عُرْوَةُ إِنَّ عَائِشَةَ أَنْكَرَتْ ذَلِكَ عَلَى فَاطِمَةَ
بِنْتِ قَيْسٍ و حَدَّثَنِيهِ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا حُجَيْنٌ
حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ بِهَذَا
الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ مَعَ قَوْلِ عُرْوَةَ إِنَّ عَائِشَةَ أَنْكَرَتْ
ذَلِكَ عَلَى فَاطِمَةَ |
| 19.39/2713. Telah menceritakan kepada kami Hasan bin Ali Al Hulwani dan Abd bin Humaid semuanya dari Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'ad telah menceritakan kepada kami Ayahku dari Shalih dari Ibnu Syihab bahwasannya Abu Salamah bin Abdurrahman bin 'Auf telah mengabarkan kepadanya, bahwa Fathimah binti Qais
telah mengabarkan kepadanya, bahwa dirinya pernah menjadi istri Abu
'Amru bin Hafsh bin Mughirah, kemudian dia menceraikan istrinya yang
terakhir kali dengan talak tiga, lalu dia (istrinya) berniat akan
mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk meminta fatwa
tentang apakah dia boleh keluar dari rumahnya (karena merasa tidak
aman). Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruhnya
untuk tinggal di rumah Ibnu Ummi Maktum yang buta. Akan tetapi Marwan
menolak membenarkan berita tentang wanita yang ditalak tiga
diperbolehkan keluar meninggalkan rumahnya. 'Urwah berkata;
Sesungguhnya 'Aisyah mengingkari hal itu terjadi pada Fathimah binti
Qais. Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Hujain telah menceritakan kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab dengan isnad yang seperti ini, dengan perkataannya 'Urwah; Bahwa 'Aisyah mengingkari hal itu terjadi pada diri Fathimah. |
|
| وحَدَّثَنَا
إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ وَاللَّفْظُ لِعَبْدٍ
قَالَا أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ
الزُّهْرِيِّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ
أَنَّ أَبَا عَمْرِو بْنَ حَفْصِ بْنِ الْمُغِيرَةِ خَرَجَ مَعَ عَلِيِّ
بْنِ أَبِي طَالِبٍ إِلَى الْيَمَنِ فَأَرْسَلَ إِلَى امْرَأَتِهِ
فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ بِتَطْلِيقَةٍ كَانَتْ بَقِيَتْ مِنْ طَلَاقِهَا
وَأَمَرَ لَهَا الْحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ وَعَيَّاشَ بْنَ أَبِي رَبِيعَةَ
بِنَفَقَةٍ فَقَالَا لَهَا وَاللَّهِ مَا لَكِ نَفَقَةٌ إِلَّا أَنْ
تَكُونِي حَامِلًا فَأَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَذَكَرَتْ لَهُ قَوْلَهُمَا فَقَالَ لَا نَفَقَةَ لَكِ فَاسْتَأْذَنَتْهُ
فِي الِانْتِقَالِ فَأَذِنَ لَهَا فَقَالَتْ أَيْنَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
فَقَالَ إِلَى ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ وَكَانَ أَعْمَى تَضَعُ ثِيَابَهَا
عِنْدَهُ وَلَا يَرَاهَا فَلَمَّا مَضَتْ عِدَّتُهَا أَنْكَحَهَا
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ
فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا مَرْوَانُ قَبِيصَةَ بْنَ ذُؤَيْبٍ يَسْأَلُهَا عَنْ
الْحَدِيثِ فَحَدَّثَتْهُ بِهِ فَقَالَ مَرْوَانُ لَمْ نَسْمَعْ هَذَا
الْحَدِيثَ إِلَّا مِنْ امْرَأَةٍ سَنَأْخُذُ بِالْعِصْمَةِ الَّتِي
وَجَدْنَا النَّاسَ عَلَيْهَا فَقَالَتْ فَاطِمَةُ حِينَ بَلَغَهَا قَوْلُ
مَرْوَانَ فَبَيْنِي وَبَيْنَكُمْ الْقُرْآنُ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
{ لَا تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ }
الْآيَةَ قَالَتْ هَذَا لِمَنْ كَانَتْ لَهُ مُرَاجَعَةٌ فَأَيُّ أَمْرٍ
يَحْدُثُ بَعْدَ الثَّلَاثِ فَكَيْفَ تَقُولُونَ لَا نَفَقَةَ لَهَا إِذَا
لَمْ تَكُنْ حَامِلًا فَعَلَامَ تَحْبِسُونَهَا |
| 19.40/2714. Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan Abd bin Humaid sedangkan lafazhnya dari 'Abd keduanya berkata; Telah mengabarkan kepada kami Abdur Razzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari 'Ubaidillah bin Abdullah bin 'Utbah
bahwa Abu 'Amru bin Hafsh bin Al Mughirah pernah pergi bersama Ali bin
Abi Thalib menuju Yaman, kemudian dia mengutus seseorang untuk
menceraikan istrinya yaitu Fathimah binti Qais dengan talak
yang tersisa (yaitu talak tiga), lalu mantan suaminya menyuruh Al
Harits bin Hisyam dan 'Ayyasy bin Abi Rabi'ah untuk memberi nafkah,
maka keduanya berkata kepada mantan istri Abu 'Amru; Demi Allah, kamu tidak berhak lagi untuk mendapatkan nafkah kecuali jika dirimu hamil.
Kemudian mantan istrinya mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
dan memberitahukan perkataan dua orang saudara Amru kepadanya, beliau
pun bersabda: Memang, kamu sudah tidak berhak lagi mendapatkan nafkah. Dia pun meminta izin kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk pindah rumah, beliau pun mengizinkannya. Dia berkata; Di mana saya harus tinggal wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Di rumah Ibnu Ummi Maktum, karena dia adalah laki-laki yang buta.
Di rumah Ibnu Ummi Maktum dia bisa menanggalkan pakaiannya dan Ibnu
Ummi Maktum tidak melihat. Ketika masa iddahnya habis, Nabi shallallahu
'alaihi wasallam menikahkannya dengan Usamah bin Zaid. Kemudian Marwan
menyuruh Qabishah bin Dzu`aib untuk menanyakan tentang hadits ini, lalu
Fathimah menyampaikan hadits ini, Marwan pun berkata; Saya
belum pernah mendengar hadits ini melainkan dari seorang wanita yang
akan kami minta untuk menguatkan beritanya sebagaimana yang dikabarkan
orang-orang kepadaku. Ketika berita Marwan sampai kepada
Fathimah yang mengatakan bahwa antara saya dan kamu ada Al Qur`an, di
mana Allah 'azza wajalla telah berfirman: Janganlah kamu perbolehkan mereka keluar dari rumah-rumah mereka.
Maka Fathimah menjawab; Ini bagi seorang wanita yang di talak raj'i
(yaitu talak yang boleh diruju'), lalu apa yang terjadi setelah talak
tiga, bagaimana kamu mengatakan tidak berhak mendapatkan nafkah
melainkan jika hamil. Maka atas dasar apa kamu mencegahnya (keluar
rumah untuk mencari penghidupan -pent)?. |
|
| وحَدَّثَنِي
زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا سَيَّارٌ
وَحُصَيْنٌ وَمُغِيرَةُ وَأَشْعَثُ وَمُجَالِدٌ وَإِسْمَعِيلُ بْنُ أَبِي
خَالِدٍ وَدَاوُدُ كُلُّهُمْ عَنْ الشَّعْبِيِّ قَالَ
دَخَلْتُ عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ فَسَأَلْتُهَا عَنْ قَضَاءِ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهَا فَقَالَتْ
طَلَّقَهَا زَوْجُهَا الْبَتَّةَ فَقَالَتْ فَخَاصَمْتُهُ إِلَى رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي السُّكْنَى وَالنَّفَقَةِ
قَالَتْ فَلَمْ يَجْعَلْ لِي سُكْنَى وَلَا نَفَقَةً وَأَمَرَنِي أَنْ
أَعْتَدَّ فِي بَيْتِ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ
و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ عَنْ حُصَيْنٍ
وَدَاوُدَ وَمُغِيرَةَ وَإِسْمَعِيلَ وَأَشْعَثَ عَنْ الشَّعْبِيِّ
أَنَّهُ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ بِمِثْلِ حَدِيثِ
زُهَيْرٍ عَنْ هُشَيْمٍ |
| 19.41/2715. Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Husyaim telah mengabarkan kepada kami Sayyar, Hushain, Mughirah, Asy'ats, Mujalid, Isma'il bin Abi Khalid, dan Daud, semuanya dari Asy Sya'bi dia berkata; Saya pernah menemui Fathimah binti Qais
untuk menanyakan tentang keputusan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam atas dirinya. Dia menjawab; Dulu suamiku pernah menceraikanku
dengan talak tiga. Dia melanjutkan; Kemudian saya mengadukannya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai tempat tinggal dan
nafkah. Dia melanjutkan; Namun beliau tidak menjadikan tempat tinggal
untukku dan tidak juga nafkah, bahkan beliau menyuruhku menunggu masa
iddah di rumah Abdullah bin Ummi Maktum. Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Husyaim dari Hushain, Daud, Mughirah, Isma'il, dan Asya'asy dari Asy Sya'bi bahwa dia berkata; Saya pernah menemui Fathimah binti Qais. Seperti hadits Zuhair dari 'Ashim. |
|
| وحَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ الْهُجَيْمِيُّ
حَدَّثَنَا قُرَّةُ حَدَّثَنَا سَيَّارٌ أَبُو الْحَكَمِ حَدَّثَنَا
الشَّعْبِيُّ قَالَ
دَخَلْنَا عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ فَأَتْحَفَتْنَا بِرُطَبِ ابْنِ
طَابٍ وَسَقَتْنَا سَوِيقَ سُلْتٍ فَسَأَلْتُهَا عَنْ الْمُطَلَّقَةِ
ثَلَاثًا أَيْنَ تَعْتَدُّ قَالَتْ طَلَّقَنِي بَعْلِي ثَلَاثًا فَأَذِنَ
لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَعْتَدَّ فِي
أَهْلِي |
| 19.42/2716. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Habib telah menceritakan kepada kami Khalid bin Al Harits Al Hujaimi telah menceritakan kepada kami Qurrah telah memberitakan kepada kami Sayyar Abu Al Hakam telah memberitakan kepada kami Asy Sya'bi dia berkata; Kami pernah menemui, Fathimah binti Qais,
kemudian dia menghidangkan kepada kami kurma basah dan adonan sawiq,
lalu kami bertanya kepadanya tentang seorang wanita ditalak tiga oleh
suaminya, di manakah seharusnya dia menunggu masa iddahnya? Dia
menjawab; Saya pernah ditalak
mantan suamiku dengan talak tiga, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam mengizinkanku untuk menunggu masa iddahku di rumah keluargaku. |
|
| وحَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ
كُهَيْلٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمُطَلَّقَةِ
ثَلَاثًا قَالَ لَيْسَ لَهَا سُكْنَى وَلَا نَفَقَةٌ |
| 19.43/2717. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar keduanya telah berkata; Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Salamah bin Kuhail dari Asy Sya'bi dari Fathimah binti Qais dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mengenai seorang wanita yang ditalak suaminya dengan talak tiga, beliau bersabda: Dia tidak berhak mendapatkan tempat tinggal dan nafkah. |
|
| وو
حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ أَخْبَرَنَا
يَحْيَى بْنُ آدَمَ حَدَّثَنَا عَمَّارُ بْنُ رُزَيْقٍ عَنْ أَبِي
إِسْحَقَ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ قَالَتْ
طَلَّقَنِي زَوْجِي ثَلَاثًا فَأَرَدْتُ النُّقْلَةَ فَأَتَيْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ انْتَقِلِي إِلَى
بَيْتِ ابْنِ عَمِّكِ عَمْرِو بْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ فَاعْتَدِّي عِنْدَهُ |
| 19.44/2718. Telah memberitakan kepadaku Ishaq bin Ibrahim Al Handlali telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Adam telah menceritakan kepada kami Ammar bin Ruzaiq dari Abu Ishaq dari As Sya'bi dari Fathimah binti Qais dia berkata; Suamiku
telah menceraikanku dengan talak tiga, oleh karena itu saya hendak
pindah rumah, lalu saya menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
lantas beliau bersabda: Pindahlah ke rumah anak saudaramu, yaitu Amru bin Ummi Maktum dan tunggulah masa iddahmu di sana. |
|
| وو
حَدَّثَنَاه مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ جَبَلَةَ حَدَّثَنَا أَبُو
أَحْمَدَ حَدَّثَنَا عَمَّارُ بْنُ رُزَيْقٍ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ قَالَ
كُنْتُ مَعَ الْأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ جَالِسًا فِي الْمَسْجِدِ
الْأَعْظَمِ وَمَعَنَا الشَّعْبِيُّ فَحَدَّثَ الشَّعْبِيُّ بِحَدِيثِ
فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَجْعَلْ
لَهَا سُكْنَى وَلَا نَفَقَةً ثُمَّ أَخَذَ الْأَسْوَدُ كَفًّا مِنْ حَصًى
فَحَصَبَهُ بِهِ فَقَالَ وَيْلَكَ تُحَدِّثُ بِمِثْلِ هَذَا قَالَ عُمَرُ
لَا نَتْرُكُ كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّنَا صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِقَوْلِ امْرَأَةٍ لَا نَدْرِي لَعَلَّهَا حَفِظَتْ
أَوْ نَسِيَتْ لَهَا السُّكْنَى وَالنَّفَقَةُ قَالَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ
{ لَا تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ وَلَا يَخْرُجْنَ إِلَّا أَنْ
يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ }
و حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ حَدَّثَنَا أَبُو
دَاوُدَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ مُعَاذٍ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ بِهَذَا
الْإِسْنَادِ نَحْوَ حَدِيثِ أَبِي أَحْمَدَ عَنْ عَمَّارِ بْنِ رُزَيْقٍ
بِقِصَّتِهِ |
| 19.45/2719. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Amru bin Jabalah telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad telah menceritakan kepada kami Ammar bin Ruzaiq dari Abu Ishaq dia berkata; Saya pernah duduk di Masjid Jami' bersama Al Aswad bin Yazid dan juga As Sya'bi, lalu As Sya'bi menceritakan hadits Fathimah binti Qais,
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menjadikan hak
tempat tinggal dan nafkah untuknya. Kemudian Al Aswad mengambil
segenggam kerikil dan melemparnya sambil berkata; Celaka kamu, kenapa
kamu menceritakan seperti ini? Umar telah berkata; Saya tidak akan
meninggalkan Kitabullah dan Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
karena perkataan seorang wanita, kita tidak tahu, bisa saja dia
benar-benar hafal atau memang dia itu lupa, sebenarnya dia masih berhak
mendapatkan nafkah dan tempat tinggal, kerena Allah Azza Wa Jalla telah
berfirman: Janganlah kamu
keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan)
keluar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Dan telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdah Ad Dlabi telah menceritakan kepada kami Abu Daud telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Ma'adz dari Abu Ishaq dengan isnad ini sebagaimana hadits Abu Ahmad dari 'Ammar bin Zuraiq dengan alur ceritanya. |
|
| وو
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي الْجَهْمِ بْنِ
صُخَيْرٍ الْعَدَوِيِّ قَالَ سَمِعْتُ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ تَقُولُ
إِنَّ زَوْجَهَا طَلَّقَهَا ثَلَاثًا فَلَمْ يَجْعَلْ لَهَا رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُكْنَى وَلَا نَفَقَةً
قَالَتْ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا حَلَلْتِ فَآذِنِينِي فَآذَنْتُهُ فَخَطَبَهَا مُعَاوِيَةُ وَأَبُو
جَهْمٍ وَأُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا مُعَاوِيَةُ فَرَجُلٌ تَرِبٌ لَا مَالَ لَهُ
وَأَمَّا أَبُو جَهْمٍ فَرَجُلٌ ضَرَّابٌ لِلنِّسَاءِ وَلَكِنْ أُسَامَةُ
بْنُ زَيْدٍ فَقَالَتْ بِيَدِهَا هَكَذَا أُسَامَةُ أُسَامَةُ فَقَالَ
لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَاعَةُ اللَّهِ
وَطَاعَةُ رَسُولِهِ خَيْرٌ لَكِ قَالَتْ فَتَزَوَّجْتُهُ فَاغْتَبَطْتُ |
| 19.46/2720. Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Bakar bin Abi Jahm bin Shuhair Al Adawi dia berkata; Saya mendengar Fathimah binti Qais
-Bahwa suaminya telah menceraikannya dengan talak tiga, maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pun tidak menjadikan untuknya nafkah dan
tempat tinggal- dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: Jika kamu telah halal (selesai masa iddah), maka beritahukanlah kepadaku.
Setelah masa iddahku selesai, saya memberitahukan kepada beliau. Tidak
lama kemudian Mu'awiyah, Abu Jahm, dan Usamah bin Zaid datang
melamarnya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Mu'awiyah adalah orang yang miskin harta, sedangkan Abu Jahm suka memukul wanita, sebaiknya kamu memilih Usamah.
Maka Fathimah mengelak dan berisyarat dengan tangannya tanda tidak
setuju, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda
kepadanya: Ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya adalah lebih baik bagimu. Fathimah berkata; Kemudian saya menikah dengan Usamah, ternyata saya bahagia. |
|
| وو
حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ
سُفْيَانَ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي الْجَهْمِ قَالَ سَمِعْتُ
فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ تَقُولُ
أَرْسَلَ إِلَيَّ زَوْجِي أَبُو عَمْرِو بْنُ حَفْصِ بْنِ الْمُغِيرَةِ
عَيَّاشَ بْنَ أَبِي رَبِيعَةَ بِطَلَاقِي وَأَرْسَلَ مَعَهُ بِخَمْسَةِ
آصُعِ تَمْرٍ وَخَمْسَةِ آصُعِ شَعِيرٍ فَقُلْتُ أَمَا لِي نَفَقَةٌ
إِلَّا هَذَا وَلَا أَعْتَدُّ فِي مَنْزِلِكُمْ قَالَ لَا قَالَتْ
فَشَدَدْتُ عَلَيَّ ثِيَابِي وَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كَمْ طَلَّقَكِ قُلْتُ ثَلَاثًا قَالَ صَدَقَ
لَيْسَ لَكِ نَفَقَةٌ اعْتَدِّي فِي بَيْتِ ابْنِ عَمِّكِ ابْنِ أُمِّ
مَكْتُومٍ فَإِنَّهُ ضَرِيرُ الْبَصَرِ تُلْقِي ثَوْبَكِ عِنْدَهُ فَإِذَا
انْقَضَتْ عِدَّتُكِ فَآذِنِينِي قَالَتْ فَخَطَبَنِي خُطَّابٌ مِنْهُمْ
مُعَاوِيَةُ وَأَبُو الْجَهْمِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مُعَاوِيَةَ تَرِبٌ خَفِيفُ الْحَالِ وَأَبُو
الْجَهْمِ مِنْهُ شِدَّةٌ عَلَى النِّسَاءِ أَوْ يَضْرِبُ النِّسَاءَ أَوْ
نَحْوَ هَذَا وَلَكِنْ عَلَيْكِ بِأُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ
و حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا أَبُو عَاصِمٍ
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي
الْجَهْمِ قَالَ دَخَلْتُ أَنَا وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ فَسَأَلْنَاهَا فَقَالَتْ كُنْتُ عِنْدَ
أَبِي عَمْرِو بْنِ حَفْصِ بْنِ الْمُغِيرَةِ فَخَرَجَ فِي غَزْوَةِ
نَجْرَانَ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِنَحْوِ حَدِيثِ ابْنِ مَهْدِيٍّ وَزَادَ
قَالَتْ فَتَزَوَّجْتُهُ فَشَرَّفَنِي اللَّهُ بِأَبِي زَيْدٍ
وَكَرَّمَنِي اللَّهُ بِأَبِي زَيْدٍ و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ
مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنِي
أَبُو بَكْرٍ قَالَ دَخَلْتُ أَنَا وَأَبُو سَلَمَةَ عَلَى فَاطِمَةَ
بِنْتِ قَيْسٍ زَمَنَ ابْنِ الزُّبَيْرِ فَحَدَّثَتْنَا أَنَّ زَوْجَهَا
طَلَّقَهَا طَلَاقًا بَاتًّا بِنَحْوِ حَدِيثِ سُفْيَانَ |
| 19.47/2721. Dan telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Manshur telah menceritakan kepada kami Abdurrahman dari Sufyan dari Abu Bakar bin Abu Al Jahm dia berkata; Saya mendengar Fathimah binti Qais
berkata; Suatu hari suamiku, yaitu Abu Amru bin Hafsh bin Al Mughirah
mengutus Ayyasy bin Abi Rabi'ah untuk menceraikanku dengan membawa lima
sha' kurma dan lima sha' gandum. Maka saya berkata; Saya hanya diberi nafkah segini, tidakkah kamu mengizinkanku menunggu masa iddah di rumah kalian? Ayyash menjawab; Tidak.
Fathimah melanjutnya ceritanya; Kemudian saya mengenakan bajuku dan
bergegas menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau
bertanya: Sudah berapa kali dia menceraikanmu? Saya menjawab; Tiga kali. Beliau bersabda: Dia
benar, memang kamu tidak berhak lagi mendapatkan nafkah darinya, oleh
karena itu, tunggulah masa iddahmu di tempat anak pamanmu yaitu Ibnu
Ummi Maktum, sebab dia telah buta sehingga kamu bebas apabila hendak
menanggalkan pakaianmu, jika telah berakhir masa iddahmu, maka
beritahukanlah kepadaku. Fathimah berkata; Tidak lama kemudian,
beberapa orang melamarku, di antaranya adalah Mu'awiyah dan Abu Jahm.
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya
Mu'awiyah adalah orang yang susah sedangkan Abu Jahm adalah orang yang
keras terhadap wanita atau suka mukul wanita atau berkata seperti itu,
akan tetapi menikahlah dengan Usamah bin Zaid. Dan telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Manshur telah mengabarkan kepada kami Abu 'Ashim telah menceritakan kepada kami Sufyan Ats Tsauri telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Abi Jahm dia berkata; Saya dan Abu Salamah bin Abdirrahman menemui Fathimah binti Qais
dan bertanya kepadanya. Dia menceritakan; Mulanya saya adalah istri Abu
'Amru bin Hafsh bin Mughirah, kemudian dia pergi berperang pada perang
Najran…, kemudian dia meneruskan hadits tersebut seperti hadits Ibnu
Mahdi, namun dia menambahkan; Fathimah berkata; Kemudian saya menikah
dengannya, maka Allah memuliakanku dengan Abu Zaid. Dan telah menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Mu'adz Al 'Anbari telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah menceritakan kepadaku Abu Bakar dia berkata; Saya dan Abu Salamah menemui Fathimah binti Qais
ketika pemerintahan Ibnu Zubair, kemudian dia menceritakan kepada kami
bahwa suaminya pernah menceraikannya dengan talak tiga…, seperti hadits
Sufyan. |
|
| وو
حَدَّثَنِي حَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ
آدَمَ حَدَّثَنَا حَسَنُ بْنُ صَالِحٍ عَنْ السُّدِّيِّ عَنْ الْبَهِيِّ
عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ قَالَتْ
طَلَّقَنِي زَوْجِي ثَلَاثًا فَلَمْ يَجْعَلْ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُكْنَى وَلَا نَفَقَةً |
| 19.48/2722. Dan telah menceritakan kepada kami Hasan bin Ali Al Hulwani telah menceritakan kepada kami Yahya bin Adam telah menceritakan kepada kami Hasan bin Shalih dari As Suddi dari Al Bahi dari Fathimah binti Qais
dia berkata; Mantan suamiku pernah menceraikanku dengan talak tiga,
kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memutuskan bhawa saya
tidak berhak mendapatkan tempat tinggal dan nafkah. |
|
| وو
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ هِشَامٍ
حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ
تَزَوَّجَ يَحْيَى بْنُ سَعِيدِ بْنِ الْعَاصِ بِنْتَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ الْحَكَمِ فَطَلَّقَهَا فَأَخْرَجَهَا مِنْ عِنْدِهِ فَعَابَ ذَلِكَ
عَلَيْهِمْ عُرْوَةُ فَقَالُوا إِنَّ فَاطِمَةَ قَدْ خَرَجَتْ قَالَ
عُرْوَةُ فَأَتَيْتُ عَائِشَةَ فَأَخْبَرْتُهَا بِذَلِكَ فَقَالَتْ مَا
لِفَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ خَيْرٌ فِي أَنْ تَذْكُرَ هَذَا الْحَدِيثَ |
| 19.49/2723. Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Hisyam telah menceritakan kepadaku ayahku
dia berkata; Yahya bin Sa'id bin Al 'Ash menikahi anak perempuan
Abdurrahman bin Al Hakam, lalu ia menceraikannya dan mengeluarkannya
dari rumahnya. Urwah pun mencela perbuatan mereka, akhirnya mereka
berkata; Sesungguhnya Fathimah juga pernah dikeluarkan dari rumahnya.
Urwah berkata; Akhirnya saya mendatangi 'Aisyah dan memberitahukan hal itu kepadanya. Lantas dia mengatakan; Mestinya perkara Fatimah bin Qais lebih layak disebut daripada kejadian ini. |
|
| وو
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ
حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ قَالَتْ
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ زَوْجِي طَلَّقَنِي ثَلَاثًا وَأَخَافُ أَنْ
يُقْتَحَمَ عَلَيَّ قَالَ فَأَمَرَهَا فَتَحَوَّلَتْ |
| 19.50/2724. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Ghiyats telah menceritakan kepada kami Hisyam dari ayahnya dari Fathimah binti Qais
dia berkata; Saya pernah mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam; "Wahai Rasulullah, suamiku telah menceraikanku dengan talak
tiga, saya khawatir jika dia akan berbuat jahat kepadaku." Dia (perawi)
melanjutkan; Akhirnya beliau menyuruhnya (untuk pindah rumah-pent), kemudian dia pun keluar dari rumahnya. |
|
| وو
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ
عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ
مَا لِفَاطِمَةَ خَيْرٌ أَنْ تَذْكُرَ هَذَا قَالَ تَعْنِي قَوْلَهَا لَا
سُكْنَى وَلَا نَفَقَةَ |
| 19.51/2725. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abdurrahman bin Qasim dari ayahnya dari 'Aisyah bahwa dia berkata; Mestinya masalah Fathimah lebih layak untuk disebutkan. Dia berkata; Yaitu perkataannya; Tidak berhak mendapatkan tempat tinggal dan nafkah. |
|
| وو
حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ
سُفْيَانَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
قَالَ عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ لِعَائِشَةَ أَلَمْ تَرَيْ إِلَى
فُلَانَةَ بِنْتِ الْحَكَمِ طَلَّقَهَا زَوْجُهَا الْبَتَّةَ فَخَرَجَتْ
فَقَالَتْ بِئْسَمَا صَنَعَتْ فَقَالَ أَلَمْ تَسْمَعِي إِلَى قَوْلِ
فَاطِمَةَ فَقَالَتْ أَمَا إِنَّهُ لَا خَيْرَ لَهَا فِي ذِكْرِ ذَلِكَ |
| 19.52/2726. Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur telah mengabarkan kepada kami Abdurrahman dari Sufyan dari Abdurrahman bin Qasim dari ayahnya
dia berkata; Urwah bin Az Zubair pernah bertanya kepada 'Aisyah;
"Tidakkah kamu melihat Fulanah binti Hakam yang telah diceraikan oleh
suaminya dengan talak tiga, lalu dia keluar rumah?" maka Aisyah
berkata; "Sungguh buruk apa yang telah ia lakukan!" Maka 'Urwah
berkata; "Tidakkah kamu pernah mendengar perkataan Fathimah?" Dia
menjawab; "Tidak baik baginya jika disebutkan hal itu." |
|
| وو
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى
بْنُ سَعِيدٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ ح و حَدَّثَنِي
هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ
مُحَمَّدٍ قَالَ قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ
أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُا
طُلِّقَتْ خَالَتِي فَأَرَادَتْ أَنْ تَجُدَّ نَخْلَهَا فَزَجَرَهَا
رَجُلٌ أَنْ تَخْرُجَ فَأَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ بَلَى فَجُدِّي نَخْلَكِ فَإِنَّكِ عَسَى أَنْ
تَصَدَّقِي أَوْ تَفْعَلِي مَعْرُوفًا |
| 19.53/2727. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim bin Maimun telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Ibnu Juraij dan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij dan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Harun bin Abdullah sedangkan lafazhnya dari dia, telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad dia berkata; Ibnu Juraij berkata; Telah mengabarkan kepadaku Abu Az Zubair bahwa dia pernah mendengar Jabir bin Abdullah berkata; Bibiku dicerai oleh suaminya, lalu dia ingin memetik buah kurma, namun dia dilarang oleh seorang laki-laki untuk keluar rumah.
Setelah itu istriku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
untuk menanyakan hal itu, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab; Ya, boleh! Petiklah buah kurmamu, semoga kamu dapat bersedekah atau berbuat kebajikan. |
|
| وو
حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ وَحَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى وَتَقَارَبَا فِي
اللَّفْظِ قَالَ حَرْمَلَةُ حَدَّثَنَا و قَالَ أَبُو الطَّاهِرِ
أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ ابْنِ
شِهَابٍ حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ
بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ أَبَاهُ كَتَبَ إِلَى عُمَرَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ الْأَرْقَمِ الزُّهْرِيِّ
يَأْمُرُهُ أَنْ يَدْخُلَ عَلَى سُبَيْعَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ
الْأَسْلَمِيَّةِ فَيَسْأَلَهَا عَنْ حَدِيثِهَا وَعَمَّا قَالَ لَهَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ اسْتَفْتَتْهُ
فَكَتَبَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ إِلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ
يُخْبِرُهُ أَنَّ سُبَيْعَةَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا كَانَتْ تَحْتَ سَعْدِ
بْنِ خَوْلَةَ وَهُوَ فِي بَنِي عَامِرِ بْنِ لُؤَيٍّ وَكَانَ مِمَّنْ
شَهِدَ بَدْرًا فَتُوُفِّيَ عَنْهَا فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ وَهِيَ
حَامِلٌ فَلَمْ تَنْشَبْ أَنْ وَضَعَتْ حَمْلَهَا بَعْدَ وَفَاتِهِ
فَلَمَّا تَعَلَّتْ مِنْ نِفَاسِهَا تَجَمَّلَتْ لِلْخُطَّابِ فَدَخَلَ
عَلَيْهَا أَبُو السَّنَابِلِ بْنُ بَعْكَكٍ رَجُلٌ مِنْ بَنِي عَبْدِ
الدَّارِ فَقَالَ لَهَا مَا لِي أَرَاكِ مُتَجَمِّلَةً لَعَلَّكِ
تَرْجِينَ النِّكَاحَ إِنَّكِ وَاللَّهِ مَا أَنْتِ بِنَاكِحٍ حَتَّى
تَمُرَّ عَلَيْكِ أَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ وَعَشْرٌ قَالَتْ سُبَيْعَةُ
فَلَمَّا قَالَ لِي ذَلِكَ جَمَعْتُ عَلَيَّ ثِيَابِي حِينَ أَمْسَيْتُ
فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ فَأَفْتَانِي بِأَنِّي قَدْ حَلَلْتُ حِينَ
وَضَعْتُ حَمْلِي وَأَمَرَنِي بِالتَّزَوُّجِ إِنْ بَدَا لِي
قَالَ ابْنُ شِهَابٍ فَلَا أَرَى بَأْسًا أَنْ تَتَزَوَّجَ حِينَ وَضَعَتْ
وَإِنْ كَانَتْ فِي دَمِهَا غَيْرَ أَنْ لَا يَقْرَبُهَا زَوْجُهَا حَتَّى
تَطْهُرَ |
| 19.54/2728. Telah menceritakan kepada kami Abu Ath Thahir dan Harmalah bin Yahya
sedangkan lafazh haditsnya hampir sama, Harmalah mengatakan; Telah
menceritakan kepada kami, sedangkan Abu Thahir mengatakan; Telah
mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb telah menceritakan kepadaku Yunus bin Yazid dari Ibnu Syihab telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin Abdillah bin 'Utbah bin Mas'ud bahwa ayahnya pernah menulis kepada Umar bin Abdullah bin Arqam Az Zuhri dan memerintahkannya untuk menemui Subai'ah binti Al Harits Al Aslamiyah
untuk menanyakan tentang riwayat haditsnya dan mengenai permasalahan
apa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadanya
ketika dia meminta fatwa. Umar bin Abdillah menulis surat kepada
Abdullah bin 'Utbah dan mengabarkan kepadanya bahwa Suba'iah pernah
mengabarkan kepadanya; Bahwa dia adalah istri Sa'ad bin Khaulah dari
suku 'Amir bin Lu'ai. Sedangkan Sa'ad adalah salah seorang sahabat yang
ikut berperang dalam peperangan Badar, dia meninggal dunia ketika Haji
Wada' di saat istrinya hamil tua. Beberapa hari setelah dia wafat,
istrinya pun melahirkan. Setelah istrinya suci dari nifas, dia pun
berhias diri karena mengharap supaya dia dilamar orang. Tidak lama
kemudian datanglah Abu Sanabil bin Ba'kak -seorang laki-laki dari Bani
Abdid Dar- dia berkata kepadanya; Saya
melihatmu berhias diri, barang kali kamu berharap untuk menikah lagi.
Demi Allah, kamu belum boleh menikah lagi sebelum lewat empat bulan
sepuluh hari. Kata Subai'ah; Setelah dia berkata demikian
kepadaku, lalu saya langsung mengenakan pakaianku dan pergi menemui
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kutanyakan masalah tersebut
kepada beliau. Kemudian beliau berfatwa kepadaku bahwa sebenarnya saya
sudah halal untuk menikah setelah melahirkan anakku, bahkan beliau
menyuruhku menikah lagi jika saya berkenan. Ibnu Syihab mengatakan; Maka
saya berpendapat bolehnya seorang wanita menikah setelah melahirkan,
meskipun ia masih mengeluarkan darah, asal suaminya tidak
menyetubuhinya hingga ia suci. |
|
| وحَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى الْعَنَزِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ
قَالَ سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ
يَسَارٍ أَنَّ أَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَابْنَ عَبَّاسٍ
اجْتَمَعَا عِنْدَ أَبِي هُرَيْرَةَ وَهُمَا يَذْكُرَانِ الْمَرْأَةَ
تُنْفَسُ بَعْدَ وَفَاةِ زَوْجِهَا بِلَيَالٍ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ
عِدَّتُهَا آخِرُ الْأَجَلَيْنِ وَقَالَ أَبُو سَلَمَةَ قَدْ حَلَّتْ
فَجَعَلَا يَتَنَازَعَانِ ذَلِكَ قَالَ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ أَنَا
مَعَ ابْنِ أَخِي يَعْنِي أَبَا سَلَمَةَ فَبَعَثُوا كُرَيْبًا مَوْلَى
ابْنِ عَبَّاسٍ إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ
يَسْأَلُهَا عَنْ ذَلِكَ فَجَاءَهُمْ فَأَخْبَرَهُمْ أَنَّ أُمَّ سَلَمَةَ
قَالَتْ إِنَّ سُبَيْعَةَ الْأَسْلَمِيَّةَ نُفِسَتْ بَعْدَ وَفَاةِ
زَوْجِهَا بِلَيَالٍ وَإِنَّهَا ذَكَرَتْ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهَا أَنْ تَتَزَوَّجَ
و حَدَّثَنَاه مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحٍ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ ح و
حَدَّثَنَاه أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ
قَالَا حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ كِلَاهُمَا عَنْ يَحْيَى بْنِ
سَعِيدٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ غَيْرَ أَنَّ اللَّيْثَ قَالَ فِي حَدِيثِهِ
فَأَرْسَلُوا إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ وَلَمْ يُسَمِّ كُرَيْبًا |
| 19.55/2729. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna Al 'Anazi telah menceritakan kepada kami Abdul Wahab dia berkata; Saya telah mendengar Yahya bin Sa'id telah mengabarkan kepadaku Sulaiman bin Yasar
bahwa Abu Salamah bin Abdurrahman dan Ibnu Abbas berkumpul bersama Abu
Hurairah, sedangkan keduanya menyebutkan mengenai seorang wanita yang
melahirkan, setelah kematian suaminya beberapa malam, maka Ibnu Abbas
mengatakan; Iddahnya adalah akhir dari dua masa (yaitu masa iddah dan kelahiran). Sedangkan Abu Salamah mengatakan; Iddahnya telah selesai karena kelahiran. Maka keduanya saling bersengketa mengenai masalah tersebut. Maka Abu Hurairah berkata; Saya dan anak saudaraku yaitu Abu Salamah akhirnya mengutus Kuraib mantan sahaya Ibnu Abbas untuk menemui Ummu Salamah
dan menanyakan permasalahan tersebut, tidak lama kemudian Kuraib
kembali kepada mereka dan memberitahukan bahwa Ummu Salamah berkata; Sesungguhnya
Subai'ah Al Aslamiyah pernah melahirkan setelah kematian suaminya
beberapa hari, kemudian dia memberitahukan hal itu kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau menyuruhnya menikah. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh telah menceritakan kepada kami Al Laits. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Amru An Naqid keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun keduanya dari Yahya bin Sa'id dengan isnad ini namun dalam haditsnya Al Laits mengatakan; Kemudian mereka mengutusnya untuk menemui Ummu Salamah. Tidak menyebutkan nama Kuraib. |
|
| وو
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ نَافِعٍ عَنْ
زَيْنَبَ بِنْتِ أَبِي سَلَمَةَ أَنَّهَا أَخْبَرَتْهُ هَذِهِ
الْأَحَادِيثَ الثَّلَاثَةَ قَالَ
قَالَتْ زَيْنَبُ دَخَلْتُ عَلَى أُمِّ حَبِيبَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ تُوُفِّيَ أَبُوهَا أَبُو
سُفْيَانَ فَدَعَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ بِطِيبٍ فِيهِ صُفْرَةٌ خَلُوقٌ أَوْ
غَيْرُهُ فَدَهَنَتْ مِنْهُ جَارِيَةً ثُمَّ مَسَّتْ بِعَارِضَيْهَا ثُمَّ
قَالَتْ وَاللَّهِ مَا لِي بِالطِّيبِ مِنْ حَاجَةٍ غَيْرَ أَنِّي
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
عَلَى الْمِنْبَرِ لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ تُحِدُّ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى
زَوْجٍ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا |
| 19.56/2730. Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata; Saya membaca di depan Malik dari Abdullah bin Abu Bakar dari Humaid bin Nafi' dari Zaenab binti Abi Salamah bahwa dirinya telah mengabarkan kepadanya tentang ketiga hadits ini, Humaid berkata; Zaenab mengatakan; Saya pernah menemui Ummu Habibah
istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sesaat setelah ayahnya yaitu
Abu Sufyan meninggal dunia, kemudian Ummu Habibah meminta untuk
diambilkan khuluq (yaitu sejenis wewangian yang berwarna kuning), atau
yang sejenis itu, kemudian dia meminyaki budak perempuannya dan
mengolesi kedua pelipisnya sendiri, lalu dia berkata; Demi
Allah, sebenarnya saya tidak membutuhkan wewangian ini, kalaulah bukan
karena saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda di atas mimbar: Tidak halal bagi seorang wanita yang
beriman kepada Allah dan Hari Akhir melakukan ihdad (berkabung dengan
meninggalkan berhias) terhadap mayyit melebihi tiga hari, kecuali
kematian suaminya yaitu empat bulan sepuluh hari. |
|
| وقَالَتْ
زَيْنَبُ
ثُمَّ دَخَلْتُ عَلَى زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ حِينَ تُوُفِّيَ أَخُوهَا
فَدَعَتْ بِطِيبٍ فَمَسَّتْ مِنْهُ ثُمَّ قَالَتْ وَاللَّهِ مَا لِي
بِالطِّيبِ مِنْ حَاجَةٍ غَيْرَ أَنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَلَى الْمِنْبَرِ لَا يَحِلُّ
لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ تُحِدُّ عَلَى
مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى زَوْجٍ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا |
| 19.57/2731. Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata; Saya membaca di depan Malik dari Abdullah bin Abu Bakar dari Humaid bin Nafi' dari Zaenab berkata; Kemudian saya menemui Zaenab binti Jahsy
ketika dia ditinggal wafat oleh saudaranya, lantas dia meminta
diambilkan wewangian dan meminyai dirinya, kemudian dia berkata; Demi
Allah, sebenarnya saya tidak membutuhkan wewangian seperti ini, hanya
saja saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda di atas mimbar: Tidak halal bagi seorang wanita yang
beriman kepada Allah dan Hari Akhir melakukan ihdad atas mayyit melebih
tiga hari, kecuali karena kematian suaminya yaitu empat bulan sepuluh
hari. |
|
| وقَالَتْ
زَيْنَبُ سَمِعْتُ أُمِّي أُمَّ سَلَمَةَ تَقُولُ
جَاءَتْ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ ابْنَتِي تُوُفِّيَ
عَنْهَا زَوْجُهَا وَقَدْ اشْتَكَتْ عَيْنُهَا أَفَنَكْحُلُهَا فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا مَرَّتَيْنِ أَوْ
ثَلَاثًا كُلَّ ذَلِكَ يَقُولُ لَا ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا هِيَ أَرْبَعَةُ
أَشْهُرٍ وَعَشْرٌ وَقَدْ كَانَتْ إِحْدَاكُنَّ فِي الْجَاهِلِيَّةِ
تَرْمِي بِالْبَعْرَةِ عَلَى رَأْسِ الْحَوْلِ
قَالَ حُمَيْدٌ قُلْتُ لِزَيْنَبَ
وَمَا تَرْمِي بِالْبَعْرَةِ عَلَى رَأْسِ الْحَوْلِ فَقَالَتْ زَيْنَبُ
كَانَتْ الْمَرْأَةُ إِذَا تُوُفِّيَ عَنْهَا زَوْجُهَا دَخَلَتْ حِفْشًا
وَلَبِسَتْ شَرَّ ثِيَابِهَا وَلَمْ تَمَسَّ طِيبًا وَلَا شَيْئًا حَتَّى
تَمُرَّ بِهَا سَنَةٌ ثُمَّ تُؤْتَى بِدَابَّةٍ حِمَارٍ أَوْ شَاةٍ أَوْ
طَيْرٍ فَتَفْتَضُّ بِهِ فَقَلَّمَا تَفْتَضُّ بِشَيْءٍ إِلَّا مَاتَ
ثُمَّ تَخْرُجُ فَتُعْطَى بَعْرَةً فَتَرْمِي بِهَا ثُمَّ تُرَاجِعُ
بَعْدُ مَا شَاءَتْ مِنْ طِيبٍ أَوْ غَيْرِهِ |
| 19.58/2732. Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata; Saya membaca di depan Malik dari Abdullah bin Abu Bakar dari Humaid bin Nafi' dari Zaenab berkata; Saya mendengar Ibuku yaitu Ummu Salamah berkata; Seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; Wahai
Rasulullah, sesungguhnya anak perempuanku telah ditinggal wafat oleh
suaminya, hingga matanya menjadi bengkak, bolehkan saya mencelakinya? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Tidak boleh, beliau mengucapkan sampai dua kali atau tiga kali. Dengan mengatakan: Tidak
boleh, hal itu hanya di perbolehkan setelah empat bulan sepuluh hari,
sungguh di masa Jahiliyah salah seorang dari kalian ada yang
melemparkan kotoran di penghujung tahun. Humaid mengatakan; Saya bertanya kepada Zainab; Kenapa dia melemparkan kotoran di penghujung tahun?. Maka Zainab menjawab; Dulu
seorang perempuan apabila suaminya meninggal, dia tidak keluar rumah
dan mengenakan pakaian yang jelek-jelek serta tidak memakai wewangian
ataupun perhiasan apapun sampai setahun lamanya. Setelah itu, perempuan
tersebut diberi seekor hewan-keledai, kambing atau burung- lalu dia
menjatuhkan sesuatu pada hewan tersebut sampai hewan tersebut
kebanyakan mati, setelah itu perempuan tersebut diberi kotoran hewan,
kemudian dia melemparkannya. Setelah itu dia diperkenankan memakai
wewangian yang ia suka atau selainnya. |
|
| وو
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ نَافِعٍ قَالَ سَمِعْتُ
زَيْنَبَ بِنْتَ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ تُوُفِّيَ حَمِيمٌ لِأُمِّ
حَبِيبَةَ فَدَعَتْ بِصُفْرَةٍ فَمَسَحَتْهُ بِذِرَاعَيْهَا
وَقَالَتْ إِنَّمَا أَصْنَعُ هَذَا لِأَنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ
تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ تُحِدَّ فَوْقَ ثَلَاثٍ
إِلَّا عَلَى زَوْجٍ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا
وَحَدَّثَتْهُ زَيْنَبُ عَنْ أُمِّهَا وَعَنْ زَيْنَبَ زَوْجِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ عَنْ امْرَأَةٍ مِنْ بَعْضِ
أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ |
| 19.59/2733. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Humaid bin Nafi' dia berkata; Saya mendengar Zaenab binti Ummu Salamah berkata; Saudara Ummu Habibah
telah meninggal dunia, kemudian dia meminta diambilkan shufrah (sejenis
tumbuhan), dan mengolesi kedua hastanya, lalu dia berkata; Saya melakukan hal ini karena saya penah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidak
halal seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir melakukan
ihdad melebihi tiga hari kecuali karena kematian suaminya, yaitu empat
bulan sepuluh hari. Dan Zainab telah bercerita dari ibunya dan dari Zainab istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam atau dari salah seorang istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. |
|
| وو
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ نَافِعٍ قَالَ سَمِعْتُ
زَيْنَبَ بِنْتَ أُمِّ سَلَمَةَ تُحَدِّثُ عَنْ أُمِّهَا
أَنَّ امْرَأَةً تُوُفِّيَ زَوْجُهَا فَخَافُوا عَلَى عَيْنِهَا فَأَتَوْا
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَأْذَنُوهُ فِي
الْكُحْلِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَدْ كَانَتْ إِحْدَاكُنَّ تَكُونُ فِي شَرِّ بَيْتِهَا فِي أَحْلَاسِهَا
أَوْ فِي شَرِّ أَحْلَاسِهَا فِي بَيْتِهَا حَوْلًا فَإِذَا مَرَّ كَلْبٌ
رَمَتْ بِبَعْرَةٍ فَخَرَجَتْ أَفَلَا أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا
و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ نَافِعٍ بِالْحَدِيثَيْنِ جَمِيعًا حَدِيثِ
أُمِّ سَلَمَةَ فِي الْكُحْلِ وَحَدِيثِ أُمِّ سَلَمَةَ وَأُخْرَى مِنْ
أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرَ أَنَّهُ
لَمْ تُسَمِّهَا زَيْنَبَ نَحْوَ حَدِيثِ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ |
| 19.60/2734. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Humaid bin Nafi' dia berkata; Saya mendengar Zaenab binti Ummu Salamah telah menceritakan dari ibunya
bahwa seorang wanita telah ditinggal mati oleh suaminya, sehingga
keluarganya khawatir matanya bengkak (karena banyak menangis), lalu
mereka mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan meminta izin
untuk mencelakinya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sungguh
dahulu salah seorang dari kalian pernah ditaruh di rumah yang paling
jelek selama satu tahun, jika ada seekor anjing yang lewat, maka dia
akan melemparnya dengan kotoran, barulah dia diperbolehkan keluar,
tidakkah ia menunggu empat bulan sepuluh hari?. Dan telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Mu'adz telah menceritakan kepada kami bapakku telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Humaid bin Nafi' dengan dua hadits. |
|
| وو
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ قَالَا
حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ
حُمَيْدِ بْنِ نَافِعٍ أَنَّهُ سَمِعَ زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ
تُحَدِّثُ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ وَأُمِّ حَبِيبَةَ
تَذْكُرَانِ أَنَّ امْرَأَةً أَتَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَتْ لَهُ أَنَّ بِنْتًا لَهَا تُوُفِّيَ
عَنْهَا زَوْجُهَا فَاشْتَكَتْ عَيْنُهَا فَهِيَ تُرِيدُ أَنْ تَكْحُلَهَا
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَتْ
إِحْدَاكُنَّ تَرْمِي بِالْبَعْرَةِ عِنْدَ رَأْسِ الْحَوْلِ وَإِنَّمَا
هِيَ أَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ وَعَشْرٌ |
| 19.61/2735. Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Amru An Naqid keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Humaid bin Nafi' bahwasannya dia mendengar Zaenab binti Abi Salamah menceritakan dari Ummu Salamah dan Ummu Habibah,
keduanya menyebutkan bahwa seorang wanita menemui Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan kepada beliau bahwa
putrinya telah ditinggal mati oleh suaminya, hingga matanya bengkak dan
dia hendak mencelakinya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sungguh dahulu wanita
dari kalian (yang ditinggal mati suaminya) salalu melemparkan kotoran
di penghujung tahun, sedangkan sekarang ini bagi dia hanyalah empat
bulan sepuluh hari." |
|
| وو
حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ وَاللَّفْظُ
لِعَمْرٍو حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ أَيُّوبَ بْنِ
مُوسَى عَنْ حُمَيْدِ بْنِ نَافِعٍ عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ أَبِي سَلَمَةَ
قَالَتْ لَمَّا أَتَى أُمَّ حَبِيبَةَ نَعِيُّ أَبِي سُفْيَانَ دَعَتْ فِي
الْيَوْمِ الثَّالِثِ بِصُفْرَةٍ فَمَسَحَتْ بِهِ ذِرَاعَيْهَا
وَعَارِضَيْهَا
وَقَالَتْ كُنْتُ عَنْ هَذَا غَنِيَّةً سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ تُحِدَّ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى
زَوْجٍ فَإِنَّهَا تُحِدُّ عَلَيْهِ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا |
| 19.62/2736. Dan telah menceritakan kepada kami Amru An Naqid dan Ibnu Abi Umar sedangkan lafazhnya dari Amru, telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Ayyub bin Musa dari Humaid bin Nafi' dari Zaenab binti Abi Salamah dia berkata; Tatkala Ummu Habibah
didatangi seseorang dengan berita wafatnya Abu Sufyan, setelah berlalu
tiga hari dia meminta diambilkan shufrah (sejenis tumbuhan yang harum
baunya), kemudian dia mengolesi kedua hastanya dan kedua pelipisnya
sambil berkata; "Sebenarnya saya tidak membutuhkan ini semua, hanya
saja saya pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak
halal seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir melakukan
ihdad melebihi tiga hari, kecuali karena kematian suaminya, yaitu
berkabung selama empat bulan sepuluh hari." |
|
| وو
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ رُمْحٍ عَنْ
اللَّيْثِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ صَفِيَّةَ بِنْتَ أَبِي
عُبَيْدٍ حَدَّثَتْهُ عَنْ حَفْصَةَ أَوْ عَنْ عَائِشَةَ أَوْ عَنْ
كِلْتَيْهِمَا
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا
يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَوْ
تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ أَنْ تُحِدَّ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ
ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ إِلَّا عَلَى زَوْجِهَا
و حَدَّثَنَاه شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ
يَعْنِي ابْنَ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دِينَارٍ عَنْ
نَافِعٍ بِإِسْنَادِ حَدِيثِ اللَّيْثِ مِثْلَ رِوَايَتِهِ و حَدَّثَنَاه
أَبُو غَسَّانَ الْمِسْمَعِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَا
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ قَالَ سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ
يَقُولُ سَمِعْتُ نَافِعًا يُحَدِّثُ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ أَبِي
عُبَيْدٍ أَنَّهَا سَمِعَتْ حَفْصَةَ بِنْتَ عُمَرَ زَوْجَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ حَدِيثِ اللَّيْثِ وَابْنِ دِينَارٍ
وَزَادَ فَإِنَّهَا تُحِدُّ عَلَيْهِ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا و
حَدَّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ أَيُّوبَ ح و
حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ
جَمِيعًا عَنْ نَافِعٍ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ بَعْضِ
أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَعْنَى حَدِيثِهِمْ |
| 19.63/2737. Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Qutaibah dan Ibnu Rumh dari Al Laits bin Sa'ad dari Nafi' bahwa Shafiyyah binti Abi Ubaid telah menceritakan kepadanya dari Hafshah atau dari 'Aisyah atau dari keduanya bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidak
halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir atau
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya melakukan ihdad karena kematian
saudaranya melebihi tiga hari kecuali karena kematian suaminya. Dan telah menceritakan kepada kami pula Syaiban bin Farrukh telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz yaitu Ibnu Muslim, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Dinar dari Nafi' dengan isnad haditsnya Al Laits seperti riwayatnya. Dan telah menceritakan kepada kami Abu Ghazzan Al Misma'i dan Muhammad bin Al Mutsanna keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab dia berkata; Saya mendengar Yahya bin Sa'id berkata; Saya mendengar Nafi' telah menceritakan dari Shafiyyah binti Ab Ubaid bahwa dia telah mendengar Hafshah binti Umar
istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menceritakan dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits Al Laits dan Ibnu Dinar
dengan menambahan; Bahwa wanita melakukan ihdad (berkabung) karena
kematian suaminya selama empat bulan sepuluh hari. Dan telah
menceritakan kepada kami Abu Ar Rabi' telah menceritakan kepada kami Hammad dari Ayyub. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah semuanya dari Nafi' dari Shafiyyah binti Abi Ubaid dari sebagian istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hadits mereka. |
|
| وو
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ
وَعَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى قَالَ
يَحْيَى أَخْبَرَنَا وَقَالَ الْآخَرُونَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ
عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ
لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ تُحِدَّ عَلَى
مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى زَوْجِهَا |
| 19.64/2738. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Abu Bakar bin Abu Syaibah, Amru An Naqid dan Zuhair bin Harb
sedangkan lafazhnya dari Yahya, dia mengatakan; Telah mengabarkan
kepada kami. Sedangkan yang dua mengatakan; Telah menceritakan kepada
kami Sufyan bin Uyainah dari Az Zuhri dari Urwah dari 'Aisyah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: Tidak
halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir
untuk melakukan ihdad karena kematian seseorang melebihi tiga hari,
kecuali karena kematian suaminya. |
|
| وو
حَدَّثَنَا حَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ عَنْ
هِشَامٍ عَنْ حَفْصَةَ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا
تُحِدُّ امْرَأَةٌ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى زَوْجٍ
أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا وَلَا تَلْبَسُ ثَوْبًا مَصْبُوغًا إِلَّا
ثَوْبَ عَصْبٍ وَلَا تَكْتَحِلُ وَلَا تَمَسُّ طِيبًا إِلَّا إِذَا
طَهُرَتْ نُبْذَةً مِنْ قُسْطٍ أَوْ أَظْفَارٍ
و حَدَّثَنَاه أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ ح و حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا
يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ كِلَاهُمَا عَنْ هِشَامٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ
وَقَالَا عِنْدَ أَدْنَى طُهْرِهَا نُبْذَةً مِنْ قُسْطٍ وَأَظْفَارٍ |
| 19.65/2739. Dan telah menceritakan kepada kami Hasan bin Rabi' telah menceritakan kepada kami Ibnu Idris dari Hisyam dari Hafshah dari Ummu 'Athiyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: Tidak
boleh bagi seorang wanita melakukan ihdad karena kematian seseorang
melebihi tiga hari, kecuali karena kematian suaminya yaitu empat bulan
sepuluh hari, dan tidak boleh menggunakan pakaian yang berwarna warni,
melainkan hanya memakai pakaian yang kasar (kain beludru), dan tidak
boleh menggunakan celak mata, dan tidak boleh memakai wewangian kecuali
jika masa iddahnya telah habis, maka diperbolehkan baginya memakai
qusth dan adzfar (sejenis pohon yang harum baunya). Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair dan diganti dengan jalur periwayatan yang lain, dari Amru telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun keduanya dari Hisyam dengan sanad ini. |
|
| وو
حَدَّثَنِي أَبُو الرَّبِيعِ الزَّهْرَانِيُّ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ
حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ حَفْصَةَ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ
كُنَّا نُنْهَى أَنْ نُحِدَّ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى
زَوْجٍ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا وَلَا نَكْتَحِلُ وَلَا نَتَطَيَّبُ
وَلَا نَلْبَسُ ثَوْبًا مَصْبُوغًا وَقَدْ رُخِّصَ لِلْمَرْأَةِ فِي
طُهْرِهَا إِذَا اغْتَسَلَتْ إِحْدَانَا مِنْ مَحِيضِهَا فِي نُبْذَةٍ
مِنْ قُسْطٍ وَأَظْفَارٍ |
| 19.66/2740. Telah menceritakan kepada kami Abu Rabi' Az Zahrani telah menceritakan kepada kami Hammad telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Hafshah dari Ummu 'Athiyah dia berkata; Kami
melarang wanita yang melakukan ihdad karena kematian seseorang lebih
dari tiga hari kecuali karena kematian suaminya yaitu empat bulan
sepuluh hari, dan kami melarangnya untuk bercelak, memakai minyak
wangi, memakai pakaian berwarna warni, dan diperbolehkan bagi seorang
wanita memakai qusth dan adzfar jika telah bersuci dari masa haidlnya. |
|